Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Perubahan Iklim Perparah Krisis Pangan di Malawi

Krisis pangan di Malawi merupakan salah satu contoh nyata betapa parah dan timpangnya dampak perubahan iklim terhadap negara-negara rentan
Oleh Kresentia Madina
22 November 2024
a cob of corn lying on the ground

Foto: Tschernjawski Sergej di Unsplash.

Sebagai negara yang sangat bergantung pada pertanian, Malawi telah mengalami dampak perubahan iklim yang begitu parah. Kekeringan dan gagal panen telah menyebabkan krisis pangan yang meluas dan mengancam kehidupan jutaan orang di negara tersebut.

Menurunnya Produktivitas Pertanian di Malawi

Pertanian menyumbang 42% PDB dan 81% pendapatan ekspor Malawi. Namun, meningkatnya utang dan menurunnya kinerja perekonomian telah menyebabkan penurunan produktivitas pertanian dan, akibatnya, memperparah kondisi penghidupan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan di negara tersebut.

Kondisi ini semakin diperparah oleh peristiwa cuaca dan iklim. Awal tahun 2024, Malawi dan negara-negara Afrika lainnya menyatakan kondisi darurat bencana akibat El Niño yang mengganggu pola curah hujan dan menyebabkan ketidakteraturan cuaca. Peristiwa ini menyebabkan tanah di negara tersebut berada dalam kondisi kering yang tidak normal, sehingga mengakibatkan gagal panen dan krisis pangan yang berkepanjangan.

Jutaan Orang dalam Krisis Pangan

Dilansir France 24, masyarakat Malawi hanya dapat menikmati mangga selama lebih dari setahun dibandingkan tanaman pokok mereka, jagung. Penilaian awal yang dilakukan pemerintah menunjukkan bahwa sekitar 44% tanaman jagung Malawi terkena dampak langsung kekeringan. Dalam skala luas, kondisi ini berdampak pada 2 juta rumah tangga.

Selain itu, Program Pangan Dunia mencatat bahwa 9 juta orang, hampir separuh penduduk Malawi, mengalami kelaparan dan kerawanan pangan dalam berbagai tingkatan. Kebanyakan dari mereka hanya berjarak satu tingkat dari keadaan darurat. Orang-orang di Malawi kini beralih, dari memproduksi menjadi membeli makanan untuk bertahan hidup, dan ini pun merupakan tantangan yang sangat besar.

“Masyarakat sudah kelaparan. Ini seharusnya menjadi musim berlimpah, namun makanan hampir tak tersisa. Ada bukti bahwa kemampuan masyarakat untuk menghadapi masalah ini telah terkikis seiring berjalannya waktu,” kata Jan Duchoslav dan Joachim De Weerdt, peneliti dari International Food Policy Research Institute.

Menanggapi krisis ini, pemerintah Malawi telah meminta bantuan internasional. Presiden Malawi, Lazarus Chakwera, mengatakan bahwa negaranya membutuhkan bantuan kemanusiaan sebesar lebih dari $200 juta untuk mengimpor makanan dan memerangi kelaparan. Para peneliti juga menyatakan pentingnya impor pangan dan dukungan donor sebagai cara realistis untuk menyelesaikan krisis pangan di Malawi.

Urgensi Kesiapsiagaan Bencana

Sebagai bagian penting dari kesehatan dan pertumbuhan, ketidakmampuan untuk memperoleh makanan, terutama bagi anak-anak, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih luas, seperti stunting dan kekurangan gizi. Oleh karena itu, memastikan keamanan pangan sangatlah penting. Krisis pangan di Malawi merupakan salah satu contoh nyata betapa timpang dan parahnya dampak perubahan iklim terhadap negara-negara rentan.

Krisis di Malawi juga menekankan pentingnya bantuan sosial dan program bantuan dalam meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim dan berbagai krisis lainnya. Peningkatan kesiapsiagaan dan manajemen bencana harus dilaksanakan oleh pemerintah dan organisasi terkait untuk melindungi masyarakat dari berbagai risiko dan memastikan kelangsungan kesejahteraan mereka.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Melestarikan Situs Warisan di Tengah Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Strategi Regional Afrika untuk Prioritaskan Layanan Rehabilitasi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Peran Kaum Muda dalam Mendorong Kemajuan Pembangunan Berkelanjutan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Potret Polusi Plastik di Asia Tenggara dan Asia Timur

Continue Reading

Sebelumnya: Sistem Deteksi Dini untuk Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dengan Ponsel
Berikutnya: Gerakan Indonesia Berwakaf untuk Pendidikan, Kesehatan, dan Konservasi Lingkungan

Lihat Konten GNA Lainnya

Beberapa perempuan Mollo sedang menenun Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Wawancara

Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan

Oleh Andi Batara
18 September 2025
Seorang penyandang disabilitas di kursi roda sedang memegang bola basket di lapangan. Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel

Oleh Attiatul Noor
18 September 2025
alat-alat makeup di dalam wadah Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
17 September 2025
kawanan gajah berjalan melintasi ladang hijau yang subur Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem

Oleh Kresentia Madina
17 September 2025
foto kapal di lautan biru gelap dari atas udara Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan

Oleh Abul Muamar
16 September 2025
Siluet keluarga menyaksikan bencana kebakaran hutan Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi

Oleh Kresentia Madina
16 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia