Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Transformasi Sistem Pangan untuk Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Jalur Transformasi Sistem Pangan bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca global, memulihkan penurunan keanekaragaman hayati, dan mengurangi surplus nitrogen.
Oleh Kresentia Madina
20 Februari 2024
seseorang menyerahkan buah kepada orang lain

Foto: Erik Scheel di Pexels.

Sistem pangan berkelindan dengan aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan budaya masyarakat kita. Namun, praktik-praktik yang tidak berkelanjutan dalam rantai nilai pangan berdampak negatif terhadap manusia dan planet Bumi. Terkait hal ini, sebuah laporan yang diterbitkan oleh Komisi Ekonomi Sistem Pangan mengkaji aspek ekonomi dan sosial dari transformasi sistem pangan.

Ongkos Praktik yang Tidak Berkelanjutan

Laporan Ekonomi Transformasi Sistem Pangan memaparkan tantangan dan peluang dalam transformasi sistem pangan global yang berkelanjutan. Laporan tersebut menyatakan bahwa ongkos keseluruhan dari sistem pangan yang tidak berkelanjutan saat ini diperkirakan mencapai 15 triliun USD per tahun.

Perkiraan biaya tertinggi berasal dari sektor kesehatan, yang mencapai setidaknya mencapai 11 triliun USD. Produksi pangan yang tidak higienis, meningkatnya konsumsi makanan ultra proses, distribusi yang tidak merata, serta harga yang tinggi menyebabkan peningkatan prevalensi masalah kesehatan seperti malnutrisi, obesitas, dan diabetes.

Sementara itu, kerugian lingkungan diperkirakan mencapai 3 triliun USD. Penggunaan lahan pertanian yang tidak berkelanjutan merupakan salah satu penyebab utama deforestasi, penurunan keanekaragaman hayati, dan kerusakan ekologi lainnya. Dalam konteks perubahan iklim, produksi pangan global, termasuk susut dan limbah pangan, diperkirakan menyumbang setidaknya sepertiga emisi gas rumah kaca dunia. Meningkatnya permintaan akan produk-produk hewani juga dapat meningkatkan tekanan terhadap lingkungan.

Jalur Transformasi Sistem Pangan

Seiring pertumbuhan populasi global, seluruh aktor utama dalam rantai nilai pangan kini berada di bawah tekanan untuk menyediakan sistem pangan yang inklusif, sehat, dan berkelanjutan untuk semua. Sayangnya, menurut laporan tersebut, komitmen kebijakan yang ada saat ini sebagian besar masih berfokus pada keterjangkauan pangan dan belum mampu mengatasi dampak lingkungan dan kesehatan dari praktik-praktik yang tidak berkelanjutan di seluruh rantai nilai.

Dalam laporan tersebut, Komisi Ekonomi Sistem Pangan mengusulkan jalur Transformasi Sistem Pangan untuk memperbaiki sistem pangan global. Jalur ini bertujuan untuk mencapai beberapa poin melalui langkah-langkah khusus:

  • Konsumsi makanan sehat oleh semua orang dengan memberantas kekurangan gizi, menstabilkan angka obesitas, melakukan konvergensi terhadap pola makan sehat, dan mengurangi separuh limbah pangan.
  • Mata pencaharian yang layak di seluruh sistem pangan dengan mengurangi hambatan perdagangan tanaman dan ternak, meningkatkan upah di bidang pertanian, dan memperluas lapangan kerja melalui substitusi modal.
  • Perlindungan lahan utuh dan restorasi lahan terdegradasi melalui pengurangan emisi dari deforestasi, konservasi lahan, pembasahan lahan gambut, konservasi air, dan penggantian kerugian keanekaragaman hayati.
  • Produksi berkelanjutan yang ramah lingkungan, termasuk meningkatkan efisiensi penggunaan nitrogen, memberi insentif pada rotasi tanaman yang lebih lama, dan mengurangi emisi dari penanaman padi.

Jalur Transformasi Sistem Pangan bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca untuk membatasi pemanasan global di bawah 2°C pada tahun 2050, mengembalikan penurunan keanekaragaman hayati, dan mengurangi surplus nitrogen hingga setengahnya. Di Asia Selatan dan Tenggara, jalur ini diproyeksikan dapat membantu 163 juta orang mencapai berat badan yang sehat, menghilangkan 40,5 Gt emisi setara karbon dioksida, dan mengurangi sekitar 66% polusi nitrogen tahunan, dari 52 Mt menjadi 34,4 Mt. Selain itu, laporan tersebut memperkirakan bahwa total manfaat ekonomi dari transformasi sistem pangan setara dengan setidaknya 5 triliun USD per tahun.

Perlu Perubahan Sistemik

Laporan tersebut menyerukan transformasi yang lebih luas di luar sistem pangan, khususnya dalam transisi energi. Selain itu, transformasi sistem pangan secara sistemik harus terjadi dalam skala lokal dan nasional. Terlepas dari kondisi yang berbeda-beda di setiap daerah, laporan tersebut mengusulkan lima prioritas umum untuk memandu pembuat kebijakan di tingkat daerah dan nasional:

  • Pergeseran pola konsumsi ke arah pola makan sehat, termasuk penerapan pajak gula dan pengaturan pemasaran pangan yang tidak sehat.
  • Memanfaatkan kembali dukungan pemerintah terhadap pertanian untuk memberi insentif pada pilihan-pilihan yang mendukung tujuan transformasi.
  • Menargetkan pendapatan dari pajak baru untuk mendukung transformasi sistem pangan.
  • Berinovasi untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan peluang mata pencaharian, terutama bagi pekerja miskin dalam sistem pangan.
  • Meningkatkan jaring pengaman untuk menjaga agar pangan tetap terjangkau bagi masyarakat paling miskin.

Baca laporan selengkapnya di sini.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Seruan untuk Aksi Iklim yang Lebih Kuat di KTT Iklim 2025
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Laut Kaspia Menyusut Akibat Tekanan Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menghentikan Penurunan Populasi Lebah Dunia
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Risiko Iklim di Australia

Continue Reading

Sebelumnya: Upaya Jaga Semesta Cegah Krisis Air di Pulau Jawa melalui Konservasi Mata Air Berbasis Masyarakat
Berikutnya: Negara Pulau Kiribati di Bawah Ancaman Kenaikan Permukaan Laut

Lihat Konten GNA Lainnya

sekawanan bison sedang memamah di atas padang rumput yang tertutup salju Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi

Oleh Kresentia Madina
17 Oktober 2025
meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025
dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025
orang-orang menunggang kuda menyusuri aliran sungai Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan

Oleh Dinda Rahmania
15 Oktober 2025
dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia