Kenaikan Permukaan Laut Tenggelamkan Desa Ban Khun Samut Chin di Thailand
 
                Foto: Richard Barrow di Twitter.
Sekolah, kuil, beberapa rumah, dan puncak beberapa tiang listrik. Hanya itulah yang tersisa dari Ban Khun Samut Chin, sebuah desa pesisir di Delta Chao Phraya, Thailand. Selama beberapa dekade, kenaikan permukaan laut telah menelan desa tersebut.
“Saya lahir di sini. Saya telah dan masih bisa melihat perubahan yang terjadi,” kata Wisanu Kengsamat, kepala desa setempat.
Delta Chao Phraya mengalami kemunduran garis pantai terburuk di Thailand. Wisanu bercerita, sekitar dua kilometer persegi tanah Ban Khun Samut Chin telah hilang dalam 60 tahun terakhir.
Yang Tersisa dari Ban Khun Samut Chin
Kuil Buddha di desa ini pada dasarnya adalah sebuah pulau kecil. Ditopang oleh tiang-tiang, dikelilingi oleh air hijau dan terhubung ke daratan oleh jembatan penyeberangan beton. Sekolah di desa tersebut telah dipindahkan dua kali dan sekarang ditinggikan di atas panggung beton. Hanya empat siswa yang belajar di sekolah ini.
“Dulu ada 100 KK. Sekarang sekitar 80-an. Jumlahnya tinggal setengah,” lanjut sang kepala desa. Penduduk desa terpaksa mundur ke pedalaman, memindahkan rumah mereka hingga delapan kali. Banyak yang telah meninggalkan sekolah sepenuhnya dan mencari pekerjaan di tempat lain.
Saat ini, sekitar 200 orang tetap berada di Ban Khun Samut Chin. Penduduk desa ini memiliki akta kepemilikan atas tanah mereka. Sayangnya, tanah itu sekarang berada di bawah air. Samorn Khengsamut, kepala desa terdahulu, mengatakan kepada Al-Jazeera, “Akta tanah itu tidak berharga, dan sekarang kami tinggal di tanah yang bukan milik kami.
Kenaikan Permukaan Laut dan Mismanajemen
Permukaan dan suhu laut saat ini telah meningkat dari sebelumnya. Menurut Organisasi Meteorologi Dunia dalam laporan Keadaan Iklim Global 2022, permukaan laut global telah meningkat rata-rata 4,62 mm per tahun antara 2013–2022. Selain itu, permukaan laut akan terus naik selama berabad-abad meski pemanasan global dibatasi hingga 1,5 derajat.
Di Ban Khun Samut Chin, naiknya permukaan laut diperparah dengan manajemen yang keliru. Sebagian besar hutan bakau di kawasan itu dihancurkan untuk membangun tambak udang. Padahal, mangrove dapat bertindak sebagai pertahanan alami terhadap gelombang besar dan badai. Selain itu, pembangunan bendungan di Sungai Chao Phraya mengakibatkan penumpukan sedimen yang menyumbat aliran. Ekstraksi air tanah juga memperburuk masalah ini.
Upaya Bertahan Penduduk
Permukaan laut naik, daratan menghilang, namun kehidupan terus berjalan. Penduduk desa Ban Khun Samut Chin saat ini mengadakan program homestay ekowisata untuk mendapatkan penghasilan. Mereka mengumpulkan uang dan mendidik wisatawan tentang konservasi dan perjuangan mereka untuk bertahan hidup. Mereka juga bekerja sama dengan Universitas Chulalongkorn, memasang pilar bambu dan beton serta menanam kembali bakau sebagai bagian dari proyek penelitian.
Di sekolah, para siswa belajar tentang krisis iklim, ekologi lokal, konservasi, dan sejarah desa. Jiranan, seorang siswa mengatakan, “Saya ingin menjadi guru agar bisa menularkan ilmu kepada siswa lain. Saya ingin mengajar di sekolah ini seandainya sekolah ini masih ada nantinya.”
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
 
  Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Jadi Member SekarangNaz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

 
                        
 Menjadi Jembatan Keberlanjutan: Strategi Manajer Madya di Tengah Kelembaman dan Desakan Perubahan
                                    Menjadi Jembatan Keberlanjutan: Strategi Manajer Madya di Tengah Kelembaman dan Desakan Perubahan                                 Bagaimana Mineral Kritis Dapat Mendukung Transisi Energi Berkeadilan di Global South
                                    Bagaimana Mineral Kritis Dapat Mendukung Transisi Energi Berkeadilan di Global South                                 Mengulik Isu Penurunan Muka Tanah Pesisir Jawa
                                    Mengulik Isu Penurunan Muka Tanah Pesisir Jawa                                 Kebangkitan Pertanian Permakultur Lokal di India
                                    Kebangkitan Pertanian Permakultur Lokal di India                                 Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
                                    Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi                                 Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan
                                    Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan