W20 Indonesia untuk Ekonomi yang Setara dan Inklusif
Sumber: Media Manado
Perempuan memegang peran penting sekaligus riskan di masyarakat kita, dan perubahan-perubahan yang terjadi karena pandemi COVID-19 serta krisis iklim semakin memperparah keadaan. Memberdayakan perempuan untuk aksi yang responsif gender berarti bahwa perempuan harus mengambil peran sebagai pemimpin dan pengambil kebijakan, agen perubahan di level pembuatan keputusan. Itulah salah satu tujuan Women20 (W20).
W20 adalah kelompok keterlibatan untuk organisasi-organisasi perempuan, asosiasi-asosiasi pengusaha perempuan, dan lembaga-lembaga penelitian atau ‘think tanks’. Kelompok keterlibatan ini berfokus pada pembangunan perempuan, kesetaraan gender, pertumbuhan inklusif, dan kerjasama perempuan di sektor ekonomi internasional. Pertama kali didirikan pada 2015, W20 tahun ini diselenggarakan dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya, menjadi salah satu bagian Presidensi G20 Indonesia di 2022.
Isu-isu Prioritas Utama
Dalam media brief daring pada 10 Februari, Chair dan Co-Chair W20, Hadriani Uli Silalahi dan Dian Siswarini mengemukakan empat isu prioritas utama dalam agenda W20 tahun ini:
- Mendorong Kesetaraan dan Penghapusan Diskriminasi, menekankan pada isu-isu yang masih terus terjadi bahkan setelah didiskusikan di presidensi sebelumnya.
- Mendorong Ekonomi yang Inklusif, yang mendukung UMKM perempuan. Usaha kecil dan menengah menjadi pilar utama ketahanan ekonomi selama pandemi COVID-19 di Indonesia dan negara-negara lain.
- Mengatasi Kerentanan Ketahanan Perempuan, memprioritaskan untuk memperbaiki ketahanan perempuan penyandang disabilitas dan perempuan pedesaan dalam hal akses pendidikan, teknologi, dan keuangan.
- Mendorong Kesetaraan Pelayanan Kesehatan, meningkatkan respon layanan kesehatan dan akses terhadap fasilitas kesehatan. Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang lebih bagi perempuan dibanding laki-laki, seperti kehamilan dan persalinan yang kurang diperhatikan.
“Produk akhirnya adalah proposal kebijakan untuk pemerintah,” kata Hadriani Uli Silalahi.
Kegiatan-kegiatan Lintas Kepulauan Indonesia
W20 Indonesia ingin mengajak G20 mengunjungi enam kepulauan Indonesia. Alih-alih mengunjungi daerah-daerah yang sudah terkenal secara global, W20 memilih untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan resminya di kota-kota yang kurang dikenal, dengan harapan bisa sekaligus mempromosikan sektor pariwisatanya.
Kegiatan pertama digelar pada 14 – 16 Februari di Likupang, Sulawesi Utara, mendiskusikan tentang Kesetaraan dan Diskriminasi. Setelah itu, ada kegiatan lagi tentang Ekonomi Inklusif pada 8 – 10 Maret di Batu, Jawa Timur.
Kegiatan selanjutnya diadakan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kegiatan ini diselenggarakan pada 23 – 25 Maret, untuk mendiskusikan Layanan Kesehatan. Kerentanan Ketahanan Perempuan akan didiskusikan pada 27 – 19 Mei di kegiatan W20 Manokwari, Papua Barat.
W20 Indonesia akan menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi pada 19 – 21 Juli di Danau Toba, Sumatera Utara. Kemudian, acara penutup akan digelar di Nusa Dua, Bali, pada Desember 2022.
Penerjemah: Iffah Hannah
Versi asli artikel ini diterbitkan dalam bahasa Inggris di platform media digital Green Network Asia – Internasional.
Naz is the Manager of International Digital Publications at Green Network Asia. She is an experienced and passionate writer, editor, proofreader, translator, and creative designer with over a decade of portfolio. Her history of living in multiple areas across Southeast Asia and studying Urban and Regional Planning exposed her to diverse peoples and cultures, enriching her perspectives and sharpening her intersectionality mindset in her storytelling and advocacy on sustainability-related issues and sustainable development.

Menilik Simpul Antara ‘Gajah Terakhir’ dan Banjir di Sumatera
Meningkatnya Angka Pengangguran Sarjana dan Sinyal Putus Asa di Pasar Kerja Indonesia
Wawancara dengan May Tan-Mullins, CEO dan Rektor University of Reading Malaysia
Memperkuat Ketahanan Masyarakat di Tengah Meningkatnya Risiko Bencana
UU KUHAP 2025 dan Jalan Mundur Perlindungan Lingkungan
Wawancara dengan Eu Chin Fen, CEO Frasers Hospitality