Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Perjuangan Para Difabel di Gaza, Palestina

Para difabel di Gaza tidak hanya berjuang untuk bertahan hidup, namun jumlahnya juga meningkat pesat.
Oleh Nazalea Kusuma
6 Desember 2023
ilustrasi kursi roda warna bendera palestina karya irhan

Ilustrasi: Irhan Prabusukma.

Difabel termasuk kelompok yang paling rentan dalam konflik bersenjata. Di tengah pendudukan Palestina yang sedang berlangsung, kelompok difabel di Gaza tidak hanya berjuang untuk bertahan hidup, tetapi juga jumlahnya meningkat pesat.

Cerita dari Beberapa Difabel di Gaza

Ousama Abu Safar melarikan diri ke selatan Gaza dengan kursi rodanya. Ia membawa serta kedua putranya dalam perjalanan yang mengerikan. Wilayah selatan relatif lebih aman, namun sekolah PBB tempat ia berlindung tidak memiliki jalur landai untuk membantunya beraktivitas. Di sana juga hanya ada toilet jongkok yang tidak bisa ia gunakan.

Cerita lainnya tentang Basma. Basma dan keluarganya tetap tinggal di rumah mereka dan tidak dapat mengungsi karena masalah mobilitas. Akibat penutupan penyeberangan, mereka kesulitan mendapatkan popok dewasa dan kebutuhan lainnya.

Ada pula cerita Iman dan adiknya, yang tidak bisa mendengar bom karena tidak memiliki alat bantu dengar. Iman menceritakan, “Saya merasakan tanah berguncang, dan saya melihat orang-orang berlarian tanpa saya tahu apa yang sedang terjadi. Saya merasa sendirian, terisolasi dari semua orang.”

Ousama Abu Safar, Basma, serta Iman dan adiknya hanyalah empat dari hampir 50.000 difabel di Gaza.

Semakin Bertambah

“Difabel di wilayah ini semakin meningkat karena seringnya terjadi konflik bersenjata, ditambah pemboman yang terjadi di Jalur Gaza saat ini, dan semua tim bantuan serta badan internasional harus mempertimbangkan hal ini,” kata Heba Hagrass, Pelapor Khusus PBB tentang hak-hak difabel.

Banyak warga sipil Palestina mengungsi ke selatan Gaza, namun diperkirakan setengah juta orang masih berada di utara. Banyak dari mereka yang tidak dapat meninggalkan negaranya adalah kelompok yang paling rentan, termasuk para difabel dan keluarganya.

Wilayah selatan sebenarnya hanya sedikit lebih baik. Cluster Shelter Palestine dan Protection Cluster oPt melaporkan “meningkatnya kekhawatiran terhadap kelompok rentan yang berjuang dengan ketiadaan tempat berlindung.”

Tempat penampungan yang ada tidak memadai untuk jangka panjang, terutama bagi para difabel. Menurut UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat), inisiatif menyangkut difabel dan inklusi yang ada saat ini masih sebatas dukungan psikososial dasar (psychosocial support/PSS). UNRWA telah mendistribusikan 108 alat bantu, dan diperkirakan akan lebih banyak lagi yang dibutuhkan.

Kilas Balik

Bertambahnya difabel di Palestina tidak hanya dimulai sejak 7 Oktober 2023. Jauh sebelum itu, jumlah difabel di negara tersebut telah bertambah akibat pendudukan oleh Israel. Pada tahun 2018, misalnya puluhan ribu warga Palestina terluka selama protes massal March of Great Return. Petugas medis di lapangan melaporkan bahwa pasukan Israel menembak para demonstran dengan “peluru kupu-kupu”, yang “meledak” saat terjadi benturan. Hal ini menyebabkan puluhan warga Palestina diamputasi, sehingga menambah jumlah difabel di Gaza.

Marie-Elisabeth Ingres, kepala Dokter Lintas Batas (MSF) di Palestina, mengatakan dalam sebuah laporan, “Setengah dari lebih dari 500 pasien yang kami rawat di klinik kami mengalami luka di mana peluru benar-benar menghancurkan jaringan tubuh mereka setelah menghancurkan tulangnya. ”

Saat itu, Israel membantah klaim tersebut dan mengatakan, “IDF hanya menggunakan cara-cara yang sah berdasarkan hukum internasional.”

Pelanggaran Hukum Internasional

Namun, Israel terbukti melanggar beberapa hukum internasional. Pakar PBB menyebut pelanggaran berat yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina pascatragedi 7 Oktober, khususnya di Gaza, merupakan “genosida yang sedang berlangsung”.

Salah satu pelanggaran yang dilakukan Israel adalah mengenai difabel. Padahal Israel turut menandatangani Konvensi PBB tentang Hak Difabel. Pasal 11 Konvensi itu mewajibkan semua negara pihak “untuk menjamin perlindungan dan keselamatan para difabel dalam situasi berisiko, termasuk situasi konflik bersenjata, darurat kemanusiaan, dan bencana alam.”

Heba Hagrass juga menilai operasi militer Israel melanggar Resolusi Dewan Keamanan 2475 (2019). Dalam Resolusi 2475 (2019), Dewan Keamanan dengan suara bulat menyetujui “Negara-negara Anggota dan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata untuk melindungi para difabel dalam situasi konflik dan memastikan mereka memiliki akses ke keadilan, layanan dasar, dan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.”

Meskipun sudah ada peraturan, perlindungan, keselamatan, dan hak-hak para difabel dalam konflik bersenjata sebagian besar masih “terabaikan”, seperti di Gaza. Oleh karena itu, meningkatkan dukungan kemanusiaan global yang inklusif merupakan sebuah urgensi dan penting untuk membangun perdamaian bagi semua.

Catatan: Informasi dalam artikel ini akurat per 27 November 2023.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    SEAblings dan Gerakan Solidaritas Akar Rumput di Tengah Berbagai Krisis
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok

Continue Reading

Sebelumnya: Potret Pemenuhan Hak-Hak Perempuan dan Anak Difabel di Indonesia
Berikutnya: Kolaborasi PLN dengan HDF Energy untuk Kembangkan Pembangkit Listrik Hidrogen

Lihat Konten GNA Lainnya

Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025
Tiga anak sedang mengikuti lomba balap karung di antara balon yang tergantung, sementara dua anak di samping memberi taburan bedak. Mereka mengenakan kaos merah putih dan berada di jalan tanah di antara pepohonan. Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
23 Oktober 2025
Dua orang duduk di perahu menyusuri perairan dengan salah seorang menebar benih ikan. Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
23 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia