Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

“Maginhawa Community Pantry” Filipina: Harapan Ketahanan Sosial di Tengah Pandemi

Kelompok aktivis, organisasi keagamaan, dan masyarakat umum beramai-ramai turut serta dalam gerakan ini: Gerakan Maginhawa Community Pantry.
Oleh Nazalea Kusuma
12 Agustus 2021

Orang-orang mengantri di pantri umum Harmony Hills | Foto: Harmony Hills Community Pantry (penyelenggara)

Dalam masa-masa penuh kesulitan, harapan biasanya justru datang dari orang-orang yang saling bahu-membahu. Inilah yang terjadi pada penduduk Filipina. Mereka bersatu dan saling membantu sebagai respon terhadap kesulitan yang muncul akibat pandemi COVID-19. Para warga mendirikan bank makanan dari dan untuk sesama, yang kini sering disebut sebagai “community pantry”—pantri umum.

Gerakan community pantry di Filipina ini pertama menyeruak pada 14 April 2021, saat sebuah keranjang bambu kecil berisi barang-barang kebutuhan sehari-hari muncul di Maginhawa Street, Quezon City. Keranjang ini terlihat dengan sebuah papan karton bertuliskan, “magbigay ayon sa kakayahan, kumuha batay sa pangangailangan”. Berilah semampumu, ambillah seperlumu.

Ana Patricia Non, pemudi 26 tahun yang mengirimkan keranjang ini, mengunggah aksinya di media sosial yang kemudian menjadi viral. Tindakannya mencuri banyak perhatian dan menginspirasi orang-orang lain untuk berbuat hal yang sama. Hanya dalam seminggu, terdapat sekitar 200 pantri umum di seluruh penjuru negeri.

Kelompok aktivis, organisasi keagamaan, dan masyarakat umum beramai-ramai turut serta dalam gerakan ini: Gerakan Maginhawa Community Pantry. Pantri-pantri yang terdaftar secara resmi dapat mengakses sumber dana dan materi yang dikumpulkan dari donasi dan penggalangan lainnya. Pada dasarnya, pantri-pantri umum ini menciptakan perekonomian mikro mereka sendiri dengan membeli dari para petani lokal, nelayan, penjual makanan, dan restoran sekitar.

Sebagian besar donasi datang dari kelompok menengah atas, tetapi mereka yang kesulitan keuangan juga tak mau ketinggalan berbagi apapun yang mereka miliki. Ada kontribusi dari berbagai perusahaan, juga dari para petani dan nelayan di area pedesaan dari berbagai wilayah.

Empat keranjang masing-masing berisi labu kuning, terong ungu, sawi hijau, dan labu siam terletak di atas mejabiru dengan tulisan "Harmony Hills Community Pantry"
Pantri umum Harmony Hills | Foto: Harmony Hills Community Pantry (Penyelenggara)

Sebagai contoh, Harmony Hills Community Pantry di San Jose del Monte City, Bulacan, menerima bantuan beras sebanyak 200 kg dari sebuah perusahaan agritech. Canva, sebuah platform desain grafis, menyumbangkan signage; toko roti lokal mengirimkan kue-kue; seorang anak laki-laki bahkan menyumbangkan mangga-mangga yang baru ia petik.

Banyak orang yang mengaitkan gerakan ini dengan filosofi Filipina—Bayanihan, semangat persatuan untuk mencapai sesuatu, dan Kapwa, wujud kesatuan antara diri sendiri dan orang lain. Namun demikian, gerakan ini juga berfungsi sebagai kritik sosial atas respon pemerintahan Duterte yang dinilai tak memuaskan dalam menghadapi pandemi.

Lockdown jangka panjang di Filipina memaksa warga untuk meninggalkan pekerjaan, sehingga angka pengangguran semakin meningkat. Pemerintah telah menjanjikan bantuan finansial, namun prosesnya macet akibat permasalahan “logistik” dan hanya sebagian kecil yang terpenuhi.

Penyelenggara pantri umum juga menghadapi tuduhan bahwa gerakan ini dikaitkan dengan agenda CPP-NPA (Partai Komunis Filipina—New People’s Army). Ada beberapa laporan terhadap penyerangan, fitnah, pengawasan, dan penyelidikan oleh pihak kepolisian. Isu ini membuat beberapa pantri umum harus tutup untuk sementara waktu.

Hari ini, sekitar 6.700 pantri umum telah beroperasi di seluruh Filipina. Non mengakui bahwa beberapa hari belakangan, jumlah donasi yang mereka terima berkurang, namun ia tidak khawatir. Katanya, “Tujuan utamanya (gerakan ini) memang bukan untuk mencukupi semua orang, melainkan untuk menormalisasi kebaikan.”

Editor: Marlis Afridah

Penerjemah: Inez Kriya

Untuk membaca versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris, klik di sini.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    SEAblings dan Gerakan Solidaritas Akar Rumput di Tengah Berbagai Krisis
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok

Continue Reading

Sebelumnya: Gelembung Hijau Olimpiade Tokyo 2020 (2): Kritik Keberlanjutan dan COVID-19
Berikutnya: ILO Mendukung 50 Negara Melalui Program Pekerjaan Layak Nasional (DWCP)

Lihat Konten GNA Lainnya

perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025
seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025
seseorang memegang sejumlah uang kertas Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial

Oleh Kresentia Madina
9 Oktober 2025
bagian atas dari donat yang berjamur Donat yang Semakin Pahit: Peringatan Keras dari Fanning dan Raworth
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Donat yang Semakin Pahit: Peringatan Keras dari Fanning dan Raworth

Oleh Jalal
8 Oktober 2025
seseorang bermasker di depan klinik Bagaimana Upaya China dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Tingkat Daerah
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Upaya China dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Tingkat Daerah

Oleh Dinda Rahmania
8 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia