Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memulihkan Pulau Sombrero dari Kehancuran Ekologis

Para konservasionis lokal dan internasional bekerja sama memulihkan Pulau Sombrero dengan membasmi hama invasif dan menanam vegetasi asli.
Oleh Nazalea Kusuma
17 Januari 2025
burung laut di tepi pantai

Burung laut masked booby di Pulau Sombrero. | Foto: Toby Ross di Flickr.

Keanekaragaman hayati di berbagai tempat kini tengah mengalami krisis. Hewan, tumbuhan, dan spesies lainnya berjuang melawan perubahan iklim dan degradasi lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Kini, upaya konservasi dan pemulihan sedang berlangsung di berbagai belahan dunia. Di Karibia, para konservasionis lokal dan internasional bekerja sama untuk memulihkan Pulau Sombrero dari kehancuran ekologis.

Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati

Karibia berada di urutan tiga teratas sebagai pusat keanekaragaman hayati Bumi, dengan lebih dari 10.000 spesies endemik. Tragisnya, wilayah ini telah menyumbang 10% kepunahan burung, 36% kepunahan mamalia, dan lebih dari 65% kepunahan reptil sejak tahun 1600-an.

Pulau Sombrero adalah sebuah pulau kecil berbatu seluas 38 hektare yang berada di wilayah Karibia, tepatnya di negara Anguilla. Pulau yang  tidak berpenghuni  ini merupakan rumah bagi beberapa spesies yang terancam punah dan tidak ditemukan di tempat lain, seperti kadal tanah, tokek kerdil, lebah, dan kalajengking angin Sombrero. Pulau Sombrero juga merupakan tempat berkembang biak yang penting bagi berbagai spesies burung laut, termasuk burung booby cokelat dan burung tern berkaki panjang.

Lantas, apa yang terjadi di pulau tersebut? Pada tahun 1800-an, Inggris dan Amerika mengeksploitasi Pulau Sombrero untuk mengambil guano, kotoran burung laut yang kaya akan fosfat dan digunakan sebagai pupuk. Pada tahun 1890, cadangan guano telah habis karena penambangan yang ekstensif. Selain penggundulan hutan dan degradasi ekosistem, operasi penambangan juga mendatangkan spesies invasif ke pulau tersebut, yakni tikus.

Selain itu, keanekaragaman hayati Sombrero juga menghadapi ancaman perubahan iklim. Dr Jenny Daltry, Direktur Caribbean Alliance, mengatakan, “Karibia hanya berkontribusi sedikit terhadap perubahan iklim global tetapi sudah sangat terdampak. Peristiwa cuaca ekstrem menjadi semakin parah, dan lima tahun terakhir dihantam beberapa badai terburuk yang pernah tercatat.”

Spesies endemik lokal Pulau Sombrero sejatinya dapat mengatasi badai dan topan, sementara tikus justru mengganggu keseimbangan ekologi. Spesies invasif ini memakan reptil, serangga, dan telur burung laut endemik serta biji dan akar tanaman yang seharusnya tumbuh di habitat mereka. Faktor-faktor yang saling terkait ini telah membawa Pulau Sombrero ke ambang kehancuran ekologis total.

Upaya Pemulihan Pulau Sombrero

Pada tahun 2021, sebuah proyek konservasi yang dipimpin oleh para konservasionis lokal Anguilla (Anguilla National Trust) dan Caribbean Alliance (dari Fauna & Flora dan Re:wild) dimulai. Sebagai permulaan, mereka berfokus pada pemberantasan tikus invasif dan akhirnya menyatakan pulau tersebut bebas hama pada tahun berikutnya.

Tanpa tikus, spesies endemik lokal memiliki peluang untuk bangkit kembali. Misalnya, populasi kadal tanah Sombrero meningkat dari 100 menjadi lebih dari 1.600 pada Desember 2024.

Namun, ancaman badai dan topan yang lebih sering dan ekstrem tetap ada. Untuk meningkatkan ketahanan iklim, para konservasionis membantu pemulihan vegetasi alami Sombrero dengan menanam spesies tanaman endemik lokal. Sejauh ini, tanaman lokal seperti kacang laut, pir berduri, dan lili laba-laba menunjukkan pertumbuhan baru yang sehat.

“Intervensi pemulihan ini memiliki efek berjenjang: menarik serangga yang membantu penyerbukan tanaman, menarik burung yang menjatuhkan biji, menyediakan makanan dan tempat berlindung bagi kadal yang juga berfungsi sebagai penyebar biji, penyerbuk, dan pengangkut nutrisi,” kata Farah Mukhida, Direktur Eksekutif Anguilla National Trust.

Upaya yang dilakukan tidak berhenti di situ. Tim konservasi berjanji untuk terus mengawasi spesies yang lebih invasif. Mereka juga berencana untuk melanjutkan upaya pemulihan dengan menanam lebih banyak vegetasi dan membangun cadangan tanah.

“Kami berkomitmen untuk pemulihan Sombrero, berbagi pelajaran yang didapat, dan membangun keberhasilan,” kata Mukhida.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)

Continue Reading

Sebelumnya: Optimalisasi Zakat sebagai Instrumen Penanggulangan Kemiskinan
Berikutnya: Inggris Kucurkan Dana Sisa Pangan Senilai £15 Juta

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia