Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Dampak Mencairnya Gletser bagi Pakistan

Pakistan memiliki lebih dari 7.000 gletser. Saat suhu Bumi meningkat, gletser akan mencair dan menyebabkan banjir di negara tersebut.
Oleh Nazalea Kusuma
11 Agustus 2022
dua orang membawa barang di punggung mereka di gletser baltoro dengan latar gunung es

Foto oleh Daniel Born di Unsplash

Istilah “es mencair” telah menjadi slogan terkenal untuk mengungkapkan pemanasan global selama beberapa dekade. Gletser adalah es yang terbentuk dari lapisan salju yang menumpuk, alih-alih mencair. Secara umum gletser berada di kutub, namun Pakistan memiliki gletser paling banyak di luar kutub dengan jumlah lebih dari 7.000.

Pentingnya Keberadaan Gletser Pakistan

Dengan hamparan biru dan putih, gletser memang sungguh indah. Pemandangannya menakjubkan membuat gletser menjadi tujuan wisata utama di Pakistan, sumber ekonomi bagi negara dan penduduk setempat.

Yang lebih penting lagi, gletser merupakan sumber air tawar yang utama (sekitar 70%) bagi Pakistan. Air lelehannya mengalir ke sungai, menyediakan air minum bagi manusia, menghidupi habitat ekologis dan aktivitas pertanian, dan juga menggerakkan listrik.

Suhu yang Meningkat & Potensi Bencana

Seperti yang kita ketahui, es mencair karena panas. Suhu planet ini menyebabkan gletser mencair dengan cepat, menciptakan danau gletser. Menurut UNDP, Pakistan telah memiliki lebih dari 3.000 danau gletser yang tidak stabil, dengan 33 di antaranya berisiko meledak dan menyebabkan banjir.

Tahun ini, gelombang panas yang mencapai rekor tertinggi melanda Pakistan lebih awal dari musim panas biasanya di negara itu. Akibatnya, pada tahun 2022 ini telah terjadi setidaknya 16 banjir semburan danau glasial, sementara banjir rata-rata per tahun di Pakistan adalah lima atau enam kali. Salah satu banjir terbesar tahun ini terjadi di Desa Hassanabad akibat mencairnya Gletser Shisper. Bencana tersebut menghancurkan rumah, Jembatan Hassanabad, dua pembangkit listrik tenaga air, dan sejumlah infrastruktur lainnya.

Setelah banjir, tiba kemarau. Kekeringan ini disebabkan oleh hancurnya jaringan pipa dan hilangnya reservoir air terbesar di kawasan itu, yang tak lain adalah gletser. Segala hal yang bergantung pada gletser Pakistan sedang berada dalam bahaya.

Menurut studi tahun 2019 oleh David Molden, jika kenaikan suhu global mencapai batas 1,5 °C, pegunungan akan kehilangan lebih dari sepertiga esnya. Masa depan bahkan lebih mengancam jika melihat kondisi saat ini.

“Jika kita tetap berpegang pada tren emisi saat ini, kita akan kehilangan dua pertiga gletser kita,” kata Direktur Jenderal Pusat Pengembangan Gunung Terpadu Internasional.

Tanggapan & Mitigasi

Pakistan memiliki sistem peringatan dini untuk ledakan danau gletser. Namun, dalam beberapa kasus, sistem tersebut tidak cukup karena jarak yang begitu dekat antara danau dan desa di sekitarnya. Pemerintah Pakistan harus menerapkan langkah-langkah ekspansif, cepat, dan mudah diakses untuk memitigasi dan menanggulangi banjir yang disebabkan oleh gletser. Diperlukan kerangka tanggap bencana yang fokus pada layanan kesehatan, relokasi, dan rekonstruksi.

Secara global, Menteri Perubahan Iklim Pakistan Sherry Rehman mendesak para pemimpin di seluruh dunia untuk mengurangi emisi. Negara itu menyatakan hanya bertanggung jawab atas kurang dari 1% emisi gas rumah kaca. Tetap saja, angka tersebut sangat berdampak terhadap perubahan iklim.

Editor & Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli tulisan ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    SEAblings dan Gerakan Solidaritas Akar Rumput di Tengah Berbagai Krisis
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok

Continue Reading

Sebelumnya: Kemenag Bekali Seniman dan Budayawan Islam dengan Wawasan Pembangunan Berkelanjutan
Berikutnya: KTT Kota Dunia 2022: Membangun Kembali Kota di Tengah Krisis

Lihat Konten GNA Lainnya

tumpukan sampah yang dibakar Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi

Oleh Abul Muamar
22 Oktober 2025
gambar jarak dekat sebuah botol air plastik terdampar di bibir pantai yang berbuih Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air

Oleh Ponnila Sampath-Kumar
22 Oktober 2025
foto palu sidang berwarna coklat dan sebuah borgol yang tergelak di atas permukaan kayu Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?

Oleh Seftyana Khairunisa
21 Oktober 2025
Hutan rumput laut dengan sinar matahari yang menembus air Potensi Budidaya Rumput Laut untuk Aksi Iklim dan Ketahanan Masyarakat
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Potensi Budidaya Rumput Laut untuk Aksi Iklim dan Ketahanan Masyarakat

Oleh Attiatul Noor
21 Oktober 2025
tangan memutari bibit tanaman Mengarusutamakan Spiritualitas Ekologis dalam Praktik Keagamaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Mengarusutamakan Spiritualitas Ekologis dalam Praktik Keagamaan

Oleh Polykarp Ulin Agan
20 Oktober 2025
Seseorang memberikan paper bag kepada orang lain Bagaimana Hong Kong dapat Membangun Kepercayaan Konsumen terhadap Keberlanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bagaimana Hong Kong dapat Membangun Kepercayaan Konsumen terhadap Keberlanjutan

Oleh Kun Tian
20 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia