Upaya ADB untuk Pertanian dan Ketahanan Pangan di Asia dan Pasifik
Makanan adalah zat penting yang dibutuhkan semua organisme untuk hidup dan bertumbuh. Globalisasi telah memungkinkan kita untuk mencicipi berbagai makanan dari banyak budaya yang berbeda, sayangnya dunia masih saja kelaparan. Dari satu miliar orang yang kelaparan di seluruh dunia, dua pertiga di antaranya berada di Asia dan Pasifik. Jutaan lebih orang miskin dan rentan di kawasan ini menderita kekurangan gizi dan kekurangan pangan akibat kenaikan harga pangan. Merespon hal ini, Asian Development Bank (ADB) telah mengalihkan fokus strategisnya dari pertanian ke keterlibatan ketahanan pangan multi-sektor yang komprehensif.
ADB adalah lembaga keuangan pembangunan internasional yang didirikan pada tahun 1966 dengan 68 anggota saat ini—49 diantaranya berasal dari Asia dan Pasifik. Misi ADB adalah membantu anggotanya yang berasal dari negara-negara dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya dengan memberikan pinjaman, bantuan teknis, hibah, dan investasi ekuitas untuk mendorong pembangunan sosial dan ekonomi. ADB juga memfasilitasi dialog kebijakan, menyediakan layanan konsultasi, dan memobilisasi sumber daya keuangan.
Lembaga ini telah mengidentifikasi beberapa isu utama seputar pertanian dan ketahanan pangan di Asia dan Pasifik; akses ke keuangan pedesaan, teknologi, dan pasar; perubahan harga pangan; dan ketahanan iklim serta kelestarian lingkungan. Isu-isu ini telah dipertimbangkan dalam pembentukan Strategi 2030, strategi jangka panjang ADB untuk merespons secara efektif kebutuhan yang berubah di kawasan Asia dan Pasifik dengan tujuh prioritas operasional.
Sejalan dengan visi mewujudkan Asia Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, ADB menetapkan “Mempromosikan Pembangunan Pedesaan dan Ketahanan Pangan” sebagai prioritas operasional kelima dari Strategi 2030. Tiga poin utama dari prioritas operasional strategisnya adalah:
- Meningkatkan konektivitas pasar dan hubungan rantai nilai pertanian.
- Meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan.
- Meningkatkan keamanan pangan.
ADB juga menekankan pentingnya jaringan untuk memungkinkan integrasi produsen, agribisnis, dan konsumen dalam sistem pangan nasional, regional, dan global. Selain itu, ADB mendukung penggunaan teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas, memastikan penggunaan sumber daya tanah dan air yang berkelanjutan, meningkatkan keamanan pangan, dan meningkatkan pengelolaan sumber daya alam.
Beberapa proyek terbaru ADB tentang pertanian dan ketahanan pangan dari laporan Juni 2021, meliputi proyek tentang kacang-kacangan dan buah-buahan di daerah perbukitan Nepal, keamanan pangan dan keterlacakan di Mongolia, dan pengembangan peternakan berkelanjutan juga di Mongolia.
Mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik masih menjadi agenda yang belum selesai bahkan di negara-negara dengan pendapatan per kapita yang relatif tinggi. Upaya berkelanjutan ADB di sektor pertanian dan ketahanan pangan membantu kemajuan dunia menuju pembangunan berkelanjutan untuk kualitas hidup yang lebih baik bagi semua orang.
Editor: Marlis Afridah
Penerjemah: Aliyah Assegaf
Untuk membaca versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris, klik di sini.
Terima kasih telah membaca!
Jika Anda melihat konten ini bermanfaat bagi Anda secara pribadi dan profesional, join Membership Individu Tahunan Green Network Asia – Indonesia untuk mendapatkan manfaat dari akses online tanpa batas ke semua kabar dan cerita, termasuk Konten Eksklusif yang menampilkan wawasan pembangunan berkelanjutan dan keberlanjutan dari multi-stakeholder di pemerintahan, bisnis, dan masyarakat sipil di Indonesia dan dunia.