Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Aspek Kunci untuk Mewujudkan Kesejahteraan Anak

Anak-anak merupakan salah satu kelompok rentan dan kerap terpinggirkan. Lantas, apa saja aspek kunci untuk menjamin kesejahteraan anak?
Oleh Kresentia Madina
22 November 2023
tiga anak laki-laki bermain di monkey bar

Foto: UNICEF.

Kita sering mendengar perkataan bahwa anak-anak adalah harapan bagi masa depan. Namun, hal itu hanya akan terwujud kalau anak-anak mendapatkan pengasuhan, nutrisi, perlindungan, dan pendidikan yang memadai. Kenyataannya, anak-anak tergolong kelompok rentan dan kerap terpinggirkan. Lantas, apa saja aspek kunci untuk menjamin kesejahteraan anak?

Kesehatan

Kesehatan adalah aspek mendasar kesejahteraan anak. Namun, kurangnya layanan kesehatan dan gizi buruk masih menjadi kendala terbesar bagi kesehatan anak-anak.

WHO memperkirakan sekitar 5,2 juta balita meninggal pada tahun 2019. Sebagian besar penyebabnya dapat dicegah dan diobati, seperti malnutrisi. Misalnya, sekitar 45% kematian balita disebabkan oleh kekurangan gizi.

Mengatasi kesenjangan dalam kesehatan anak memerlukan berbagai pendekatan dari berbagai pihak. Beberapa opsi yang dapat dilakukan adalah memperluas cakupan layanan kesehatan, meningkatkan literasi kesehatan, dan memperkuat program layanan kesehatan.

Bebas Kemiskinan

Kemiskinan adalah salah satu masalah paling klasik di dunia. Sedihnya, anak-anak pun mengalaminya. Jutaan anak bahkan masih mengalami kemiskinan multidimensi, dimana mereka kekurangan kebutuhan dasar seperti pangan dan papan. Tumbuh dalam kemiskinan dapat berdampak pada pertumbuhan dan masa depan anak-anak.

Perlu tindakan mendesak untuk mengentaskan kemiskinan anak. Menerapkan kebijakan nasional untuk mengatasi kemiskinan anak, seperti yang dilakukan Selandia Baru, sangatlah penting. Namun hal ini mesti diikuti dengan komitmen yang kuat, tindakan nyata, dan partisipasi dari berbagai aktor kunci.

Lingkungan Aman, Bersih, dan Damai

Kita hidup di masa polikrisis, dimana risiko bencana terus meningkat. UNICEF memperkirakan hampir 1 juta anak tinggal di daerah dengan risiko bencana yang sangat tinggi, seperti badai tropis dan banjir. Selain itu, anak-anak seringkali “tertinggal” dalam manajemen krisis karena kurangnya akses penitipan anak.

Selain itu, kurangnya lingkungan yang aman dan bersih juga dapat berdampak buruk terhadap kesejahteraan anak. Mengatasi semua masalah ini sangatlah penting. Hal ini mencakup peningkatan akses terhadap program dan intervensi air, sanitasi, dan kebersihan (WASH), terutama di daerah rawan bencana dan konflik. Negara-negara juga harus meningkatkan intervensi dan program yang menyediakan pengasuhan anak selama masa krisis, sekaligus berupaya mencegah terjadinya lebih banyak krisis.

Akses Pendidikan

Masa kanak-kanak merupakan salah satu masa paling krusial dalam kehidupan. Pada masa inilah perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan fisik anak-anak dimulai dan ditentukan. Pendidikan sangat penting bagi perkembangan ini. Namun sayangnya, jutaan anak di seluruh dunia masih belum mendapatkan pendidikan.

Mendukung tumbuh kembang anak berarti menutup kesenjangan krisis pendidikan. Hal ini mencakup dukungan terhadap guru, peningkatan akses terhadap buku-buku berkualitas, dan penerapan pendidikan inklusif di sekolah-sekolah di seluruh dunia.

Perlindungan untuk Kesejahteraan Anak

Antara tahun 2015-2016, sebuah penelitian memperkirakan bahwa hingga 1 miliar anak berusia 2-17 tahun pernah mengalami pelecehan, termasuk kekerasan fisik, seksual, dan emosional. Anak perempuan, anak-anak difabel, dan mereka yang berasal dari latar belakang kurang mampu memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kekerasan, yang dapat berdampak negatif terhadap kesejahteraan mereka dalam jangka panjang.

Mengakhiri pelecehan, eksploitasi, perdagangan manusia dan segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak-anak adalah sebuah keharusan. Dalam hal ini, pemerintah dan pembuat kebijakan punya peran penting dalam menerapkan peraturan yang tegas untuk melindungi anak-anak, seperti menaikkan batas usia dewasa dan menghapus pekerja anak. Selain itu, menjaga keamanan anak-anak di dunia online juga tidak boleh diabaikan pada era internet ini.

Secara keseluruhan, memastikan kesejahteraan anak perlu melibatkan upaya untuk mengatasi permasalahan dan kesenjangan di berbagai aspek kehidupan. Memperkuat kolaborasi dan komitmen juga penting untuk mencapai masa depan yang baik bagi anak-anak di seluruh dunia.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Kota Umeå di Swedia Mengatasi Ketimpangan Gender di Perkotaan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Melihat Pendekatan Terpadu dalam Memperkuat Ketahanan di Afrika Selatan

Continue Reading

Sebelumnya: Insan Kebudayaan Penggerak Perubahan Sosial dan Lingkungan
Berikutnya: Peran Chief Sustainability Officer dalam Mendorong Bisnis yang Bertanggung Jawab

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.