Skip to content
  • Tentang
  • Advisory & Consulting
  • Kemitraan Iklan
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Pembangkit Listrik Hydrogen-Ready Pertama di Singapura

Keppel Infrastructure berencana membangun pembangkit listrik dengan turbin gas siklus gabungan (CCGT) untuk mengurangi emisi dari sektor energi di Singapura.
Oleh Kresentia Madina
26 September 2022
Seorang wanita dan dua pria sedang duduk, masing-masing memegang map yang berisi kontrak. Di belakang mereka, ada tiga pria lain yang berdiri

Penandatanganan kontrak EPC untuk pengembangan Keppel Sakra Cogen Plant. | Foto oleh Keppel Infrastructure.

Emisi karbon adalah aspek penting yang harus kita tangani dalam perjalanan menuju dunia yang lebih berkelanjutan. Transisi ke produk dan layanan bebas karbon berlangsung di setiap sektor, termasuk energi. Sebagai kontributor utama emisi gas rumah kaca, pembangkit listrik secara perlahan beralih infrastruktur untuk menghasilkan lebih sedikit karbon hingga akhirnya menjadi nol. Di Singapura, Keppel Infrastructure, melalui Keppel Energy, berencana untuk mengembangkan pembangkit listrik hydrogen-ready pertama di negara itu menggunakan turbin gas siklus gabungan/combined cycle gas turbines (CCGT).

Apa itu CCGT?

CCGT menggabungkan siklus pembangkit listrik tenaga gas dengan pembangkit listrik tenaga uap. Pada siklus pertama, siklus gas menghasilkan listrik dan panas buang. Kemudian, panas ditangkap oleh heat recovery system generator (HRSG). Generator ini menghasilkan uap dari panas buang turbin gas, mengirimkannya ke turbin uap, dan menghasilkan listrik tambahan sebagai produk akhir. Ini akan menjadi landasan Keppel Sakra Cogen Plant.

Seiring perkembangan menuju emisi nol bersih, kebutuhan akan infrastruktur yang minim karbon menjadi mendesak bagi produsen listrik. Dalam hal ini, pembangkit listrik Keppel juga dirancang untuk beroperasi dengan hidrogen sebagai bahan bakar. Mengapa hidrogen? Karena satu-satunya emisi hidrogen adalah air.

Untuk pembangkit listrik 600 MW Keppel, rasio awal gas alam terhadap bahan bakar hidrogen adalah 70 banding 30. Namun, persentase bahan bakar hidrogen diproyeksikan bertambah menjadi 100%.

Pembangkit listrik dekarbonisasi

Pembangkit listrik tersebut akan dibangun di sektor Sakra Pulau Jurong. Perusahaan telah memberikan kontrak EPC (engineering, procurement, and construction) kepada konsorsium yang terdiri dari Mitsubishi Power Asia Pacific dan Jurong Engineering untuk membangun pembangkit listrik tersebut. Ini akan menjadi pembangkit listrik paling canggih dan hemat energi di Singapura ketika selesai pada tahun 2026.

Sektor energi menyumbang hampir 40% dari emisi karbon Singapura. Menurut Keppel, pembangkit listrik tersebut akan mengurangi hingga 220.000 ton CO2 per tahun, setara dengan penarikan sekitar 47.000 mobil dari jalan raya per tahun. Proyek ini sejalan dengan Green Plan Singapura, di mana pembangkit listrik dekarbonisasi menjadi salah satu fitur utamanya.

“Permintaan listrik Singapura diproyeksikan tumbuh dengan meningkatnya elektrifikasi dan pertumbuhan ekonomi. Karena itu, Otoritas Pasar Energi menyambut baik investasi sektor swasta untuk menghadirkan teknologi terbaik di kelasnya dalam pembangkit listrik. Dengan hydrogen-ready, pembangkit listrik garapan Keppel ini akan memberikan kontribusi terhadap efisiensi yang lebih besar dan emisi karbon yang lebih rendah. Ini akan mendukung transisi Singapura ke masa depan energi yang lebih berkelanjutan seraya memastikan keamanan dan jaminan pasokan listrik ke konsumen,” kata Ngiam Shih Chun, Chief Executive, EMA.

Menuju sektor energi yang berkelanjutan

Inovasi dan pengembangan sektor energi diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Selain kontrak konstruksi, Keppel New Energy juga menandatangani MoU dengan Mitsubishi Heavy Industries untuk mempelajari kelayakan pembangkit listrik berbahan bakar 100% amonia di Singapura. Melalui kolaborasi ini, perusahaan tersebut bertujuan untuk menciptakan sektor energi yang lebih tangguh yang berfokus pada keberlanjutan di Singapura.

Penerjemah & Editor: Abul Muamar

Baca versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    GRI Luncurkan Standar Keberlanjutan Baru tentang Perubahan Iklim dan Energi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu

Continue Reading

Sebelumnya: FAO dan Kementan Kaji Penyebab Kehilangan Pangan Hortikultura
Berikutnya: Korupsi di Balik Deforestasi Kamboja

Artikel Terkait

gedung tinggi dengan pepohonan dan rumput hijau di sekelilingnya Jerman Danai Proyek SETI untuk Dekarbonisasi Sektor Bangunan dan Industri di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Jerman Danai Proyek SETI untuk Dekarbonisasi Sektor Bangunan dan Industri di Indonesia

Oleh Abul Muamar
18 Juli 2025
sebuah tangan dengan latar gelap Memutus Lingkaran Setan Kekerasan dalam Pendidikan Dokter Spesialis
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Memutus Lingkaran Setan Kekerasan dalam Pendidikan Dokter Spesialis

Oleh Abul Muamar
17 Juli 2025
sekelompok anak-anak dengan peralatan belajar di atas perahu Menengok Sekolah Terapung Bertenaga Surya di Bangladesh, Inisiatif Berbasis Komunitas di Tengah Krisis Iklim
  • Kabar
  • Unggulan

Menengok Sekolah Terapung Bertenaga Surya di Bangladesh, Inisiatif Berbasis Komunitas di Tengah Krisis Iklim

Oleh Attiatul Noor
17 Juli 2025
Lima kincir angin yang berjejer di tengah bukit Peluang dan Tantangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan di Indonesia
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Peluang dan Tantangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan di Indonesia

Oleh Andi Batara
16 Juli 2025
piring berwarna merah dengan garpu dan pisau UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya

Oleh Kresentia Madina
16 Juli 2025
foto udara kawasan dengan lahan yang ditambang, dengan beberapa truk Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena

Oleh Seftyana Khairunisa
15 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.