Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Bagaimana Perusahaan Multinasional Dapat Menegakkan Kebijakan Menuju Rantai Pasok Berkelanjutan

Semakin banyak perusahaan multinasional berkomitmen mencapai tujuan keberlanjutan yang spesifik melalui serangkaian kebijakan; namun, perusahaan-perusahaan ini masih tetap tidak aman dari potensi skandal yang dapat menjerumuskan mereka ke risiko ekonomi dan sosial. Apa yang harus mereka lakukan?
Oleh Marlis Afridah dan Nazalea Kusuma
18 Maret 2022
three hands linking each other to signify teamwork

Foto oleh Thirdman dari Pexels

Di ambang krisis iklim, Perusahaan Multinasional (Multinational Corporations/MNCs) tengah menjadi sorotan atas emisi karbon besar-besaran dan pelanggaran HAM dalam rantai pasok global mereka. Menyadari hal itu, semakin banyak MNCs di dunia yang berjanji untuk mematuhi standar keberlanjutan untuk manusia dan planet. Mereka menetapkan tujuan dan membuat kebijakan untuk menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan. Namun, upaya ke arah itu menjadi tantangan besar, terutama karena MNCs terikat dengan pemasok multi-tingkat yang sering “tak terlihat”.

Tuntutan hukum terkait masalah pekerja anak terhadap Mars, Nestlé, dan Hershey yang diajukan oleh delapan mantan pekerja anak di perkebunan kakao di Pantai Gading pada awal 2021 adalah pengingat sekaligus pembelajaran yang muram: bahwa kebijakan keberlanjutan MNCs, yang bahkan menempatkan mereka ke dalam daftar “pemimpin keberlanjutan” papan atas di industrinya, tidak menjamin imunitas dari skandal. Pelanggaran di salah satu jaringan pasok MNCs dapat menjerumuskan mereka ke risiko ekonomi dan sosial, terlepas mereka telah memiliki kebijakan keberlanjutan.

Memiliki komitmen mencapai tujuan keberlanjutan dengan serangkaian kebijakan yang telah tersedia, apa yang harus dilakukan MNCs untuk menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan dan menghindari skandal?

Tegakkan Kebijakan Rantai Pasok Berkelanjutan

four stacks of thick books
Foto oleh Wesley Tingey di Unsplash

Penulis Harvard Business Review (HBR), Verónica H. Villena dan Dennis A. Gioia, membagikan temuan praktik-praktik terbaik untuk menciptakan rantai pasok yang lebih berkelanjutan, dan itu dapat menjadi referensi yang baik untuk MNCs. Penting bagi para pemimpin MNCs untuk mengingat bahwa mewujudkan kebijakan menjadi tindakan adalah kunci untuk menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan. Berikut beberapa langkah untuk mewujudkannya:

  1. Petakan jaringan pasok perusahaan

Mengetahui jaringan pasok (supply network) perusahaan mestinya menjadi tanggung jawab sekaligus hak perusahaan. MNCs mesti membuat basis data pemasok yang ekstensif di semua tingkatan mulai dari pemasok tingkat pertama hingga pemasok tingkat bawah.

Penulis HBR menyarankan basis data ini mencakup beberapa hal, seperti lokasi pemasok, kemampuan dan ruang mereka untuk berkembang, serta praktik-praktik kesehatan, keselamatan, ketenagakerjaan, dan lingkungan mereka. Basis data ini juga mesti mencakup laporan kinerja dan tujuan keberlanjutan pemasok, untuk dimasukkan dalam tujuan, kerangka kerja, dan laporan keberlanjutan perusahaan.

Dengan teknologi hari ini, pemetaan rantai pasok dapat dilakukan dengan bantuan perangkat lunak seperti Sourcemap dan Google Map.

  1. Terapkan kontrak penilaian berkelanjutan dengan pemasok

MNCs mesti menilai banyak aspek terkait kualitas pemasok sebelum bergabung, dan melakukan pemantauan rutin sesudahnya, yang keseluruhannya ditetapkan dalam kontrak. Penilaian gambaran risiko, kapabilitas, dan ruang pertumbuhan yang berkesinambungan ini dapat dilakukan secara langsung oleh staf internal ataupun pihak ketiga. Misalnya, salah satunya, penggunaan teknologi pemantauan satelit oleh Upfield untuk membantu memastikan deforestasi tidak terjadi dalam rantai pasok mereka.

Mengikat pemasok dengan tujuan keberlanjutan perusahaan akan membuat semua pihak yang terlibat menjadi berkembang. Mengingat kompleksnya upaya menegakkan kebijakan rantai pasok yang berkelanjutan terhadap pemasok di seluruh jaringan pasok, MNCs dapat menggunakan kombinasi pendekatan strategis sebagaimana dijelaskan oleh penulis HBR: langsung, tidak langsung, kolektif, dan global.

  1. Memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk staf departemen pengadaan dan pemasok

Bagi banyak orang, praktik buruk terjadi karena mereka tidak menyadari alternatif yang lebih baik. Mendidik bahkan pemasok tingkat paling bawah perusahaan dengan keahlian dan praktik-praktik rantai pasok yang berkelanjutan akan menciptakan lingkungan yang positif untuk pertumbuhan, keberlanjutan, dan nilai bersama di seluruh jaringan pasok.

Referensi pelatihan untuk staf departemen pengadaan internal dan pemasok sangat banyak dan mesti dilihat sebagai investasi strategis yang patut disediakan oleh MNCs. Meminta pemasok untuk patuh pada standar keberlanjutan akan lebih mudah ketika mereka memahami “mengapa” dan “bagaimana”. Selain itu, membuat program yang memberikan insentif kepada pemasok yang memenuhi standar kepatuhan akan membantu penerapan kebijakan perusahaan.

  1. Berkolaborasi dengan kompetitor, pemasok, dan komunitas global untuk mengembangkan standar keberlanjutan di industri

“Coopetition” merupakan paduan antara “cooperation” dengan “competition”, yang berarti kerjasama antar perusahaan-perusahaan yang saling berkompetisi. Pembangunan berkelanjutan bergantung pada kolaborasi antarsemua pemangku kepentingan—tidak ada yang benar-benar berdiri sendiri. Cara terbaik untuk melangkah maju adalah melangkah bersama, bahkan di antara para kompetitor, untuk mengembangkan standar keberlanjutan yang menyeluruh di industri.

Berkolaborasi dengan komunitas global seperti UN Global Compact, Responsible Labor Initiative, dan Carbon Disclosure Project akan mendorong baik MNCs maupun komunitas global untuk berbuat lebih baik.

Standar keberlanjutan di seluruh industri harus mencakup audit pemasok yang terstandardisasi. Pemasok yang berpengetahuan dan cakap juga harus dapat melakukan penilaian mandiri untuk mereka sendiri dan pemasok tingkat bawah mereka.

Strategi-strategi ini mesti mengarah pada -dan menormalkan- perombakan sistemik skala besar untuk menggantikan praktik-praktik berbahaya dengan praktik-praktik terbaik bagi manusia, planet, dan perusahaan itu sendiri.

  1. Laporkan pelanggaran dalam rantai pasok kepada otoritas yang kompeten

Mengetahui batasan kita sendiri sangatlah penting. Misalkan sebuah perusahaan menemukan pelanggaran atau praktik berbahaya yang dilakukan di mana saja dalam rantai pasok selama penilaian atau audit. Dalam hal ini, menjadi tanggung jawab perusahaan untuk melaporkan pelanggaran tersebut kepada otoritas terkait. Sebagai sebuah perusahaan, menghentikan pemasok yang nakal dan menerapkan nol toleransi adalah tindakan langsung yang mungkin dilakukan. Namun, perusahaan mesti menerapkan aturan yang lebih tepat mengenai konsekuensi hukum dari pelanggaran tersebut berdasarkan laporan perusahaan.

Pertumbuhan Kolektif yang Berkelanjutan

four people holding up big puzzle pieces
Foto oleh Diva Plavalaguna dari Pexels

Pemangku kepentingan MNCs mencakup dan tidak terbatas pada CXO, dewan direksi, pekerja, pelanggan, dan pemasok. Perusahaan yang berkomitmen pada keberlanjutan mesti bertanggung jawab, merawat pemangku kepentingan dan seluruh jaringan pasok, bergerak bersama untuk pertumbuhan bersama.

Kesempurnaan mungkin mustahil dicapai, namun para pemimpin MNCs punya kekuatan untuk membuat perusahaan mereka melakukan hal yang benar dan menjadi lebih baik. Mencari keuntungan ekonomi tidak boleh mengorbankan manusia dan planet ini. Sekarang adalah waktu yang mendesak untuk membawa perusahaan dan industri ke jalan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Penulis: Marlis Afridah dan Nazalea Kusuma

Editor: Agung Taufiqurrakhman

Reviewer: Cut Nurul Aidha

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Marlis Afridah
Editor at Green Network Asia | Website |  + posts Bio

Marlis adalah Founder & CEO Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Ilmu Kebijakan Publik dari Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore. Ia seorang peneliti Kebijakan Publik dengan pendekatan interdisipliner dan praktisi Public Affairs dengan fokus terpadu pembangunan berkelanjutan dan keberlanjutan. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional mendukung berbagai organisasi di pemerintahan, bisnis, dan masyarakat sipil melalui riset & advokasi kebijakan, government relations, dan stakeholder engagement di Asia.

  • Marlis Afridah
    https://greennetwork.id/author/marlis/
    Penciptaan Dampak untuk Pembangunan Berkelanjutan
  • Marlis Afridah
    https://greennetwork.id/author/marlis/
    Wawancara dengan Tanah Sullivan, Head of Sustainability di GoTo
  • Marlis Afridah
    https://greennetwork.id/author/marlis/
    Laporan Khusus Leaders in Sustainability 2023
  • Marlis Afridah
    https://greennetwork.id/author/marlis/
    Insan Kebudayaan Penggerak Perubahan Sosial dan Lingkungan
Nazalea Kusuma
Editor at Green Network Asia | Website |  + posts Bio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Polusi Cahaya dan Dampaknya terhadap Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Menurunnya Keterampilan Literasi Orang Dewasa di Seluruh Dunia

Continue Reading

Sebelumnya: Perbincangan Tentang Sampah, Pengelolaan Sampah Urban
Berikutnya: Australia Luncurkan Skema Daur Ulang Baterai Nasional

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.