Sepuluh Wawasan Penting Terkini dalam Ilmu Iklim dari Para Peneliti
Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan iklim telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Gelombang panas, peristiwa cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, menurunnya keanekaragaman hayati, dan kerusakan lingkungan menimbulkan malapetaka di seluruh planet ini. Perubahan ini berdampak pada semua orang, terutama kelompok rentan. Oleh karena itu, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tentang perubahan iklim sangatlah penting untuk memitigasi risiko dengan tepat. Lantas, apa saja wawasan penting terkini dalam ilmu iklim?
Keluar Jalur
Setelah berpuluh-puluh tahun penyangkalan, tidak adanya tindakan, kebijakan yang lemah, dan bahkan praktik-praktik berbahaya yang dilakukan oleh pemerintah dan bisnis, dunia keluar dari jalur yang tepat untuk membatasi pemanasan global berdasarkan Perjanjian Paris. Laporan akhir dari Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) mengungkap bahwa suhu permukaan bumi kemungkinan akan mencapai batas 1,5°C pada awal tahun 2030-an.
Oleh karena itu, perlu tindakan tegas, segera, dan efektif. Ilmu pengetahuan tentang iklim sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat mengenai mitigasi iklim. Pada COP28, Future Earth, Earth League, dan World Climate Research Programme meluncurkan laporan tahunan mereka, yakni 10 Wawasan Baru dalam Ilmu Iklim 2023/2024.
Wawasan Utama dalam Ilmu Iklim
Laporan tersebut disusun oleh 67 peneliti terkemuka dari 24 negara, yang dimaksudkan sebagai panduan berbasis ilmu pengetahuan dan bukti untuk negosiasi dan pembuatan kebijakan global.
Sekretaris Eksekutif UNFCCC Simon Stiell mengatakan, “Laporan 10 Wawasan Baru dalam Ilmu Iklim memberikan perangkat penting bagi para pengambil keputusan pada saat kritis dalam kalender iklim setiap tahunnya. Temuan ilmiah dari laporan seperti ini harus menjadi masukan untuk rencana aksi ambisius dan berbasis bukti yang diperlukan dalam dekade kritis percepatan aksi iklim ini.”
Berikut rangkuman sepuluh wawasan penting terkini dalam ilmu iklim:
- Suhu bumi melampaui batas 1,5°C tidak dapat dielakkan, namun itu bukanlah akhir dari segalanya. Oleh karena itu, meminimalkan tingkat dan durasi kelampauan ini sangat penting.
- Mempertahankan batas 2°C sesuai Perjanjian Paris dapat dicapai dengan penghapusan bahan bakar fosil secara global dengan cepat.
- Perlu penghapusan karbon dioksida yang efektif untuk mengatasi emisi yang sulit dihilangkan, dan kebijakan yang tegas sangat penting untuk mencapai skala yang kita perlukan.
- Ketergantungan yang berlebihan terhadap penyerap karbon alami sangatlah berisiko karena efektivitasnya mungkin menjadi tidak pasti akibat perubahan iklim. Oleh karena itu, pengurangan emisi harus menjadi prioritas utama.
- Keadaan darurat iklim dan keanekaragaman hayati saling terkait, sehingga tata kelola bersama dan kolaborasi holistik sangatlah penting.
- Peristiwa gabungan adalah peristiwa yang terjadi ketika beberapa bahaya atau faktor terjadi secara bersamaan atau berurutan, sehingga menimbulkan dampak yang jauh lebih besar dibandingkan peristiwa yang terjadi secara tunggal. Hal ini memperbesar risiko iklim dan harus ditangani dalam perencanaan manajemen risiko.
- Mencairnya gletser di pegunungan semakin cepat, mengakibatkan banjir dan kekurangan air.
- Imobilitas di wilayah yang terkena risiko perubahan iklim semakin meningkat, sehingga membatasi kemampuan masyarakat untuk melakukan relokasi atau evakuasi.
- Mengatasi isu keadilan sosial dapat membantu adaptasi iklim yang lebih efektif dan membangun ketahanan iklim yang lebih kuat.
- Reformasi sistem pangan dengan mempertimbangkan kesetaraan dan keadilan sangat penting untuk aksi iklim yang adil.
Kebijakan dan Aksi
Setiap kenaikan suhu sekecil apa pun akan membuat perubahan besar dan berbahaya bagi semua orang dan segala sesuatu di Bumi. Oleh karena itu, pengambilan kebijakan dalam adaptasi iklim harus dilakukan dengan cepat, ketat, dan tegas, yang pada gilirannya mengarah pada transformasi yang bermakna, holistik, dan adil di seluruh sistem kita, terutama yang telah disebutkan di atas.
Dalam siaran pers peluncuran laporan tersebut, Direktur CGIAR Aditi Mukherji menyatakan, “Hubungan erat antara mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, konservasi keanekaragaman hayati, dan kebutuhan masyarakat yang lebih luas, termasuk ketahanan pangan, memerlukan perubahan transformatif dalam cara kita mengatur sistem sosio-ekologi di semua skala bersama-sama.”
Baca laporan selengkapnya di sini.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.