Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Meningkatnya Dampak Perubahan Iklim di Kawasan Danau Toba

Sebuah studi mengungkap bahwa perubahan iklim telah menimbulkan dampak yang semakin parah di kawasan Danau Toba. Seperti apa?
Oleh Abul Muamar
1 April 2025
badan air danau toba yang luas dengan daratan berbukit di sekelilingnya

Danau Toba. | Foto: Marcel Ardivan di Unsplash.

Kehidupan manusia di berbagai komunitas sangat bergantung pada bentang alam dimana mereka tinggal. Demikian pula halnya dengan masyarakat yang tinggal di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara. Mereka bertani, berbudidaya ikan, dan menjalankan usaha dengan dukungan penuh dari danau vulkanik terbesar di dunia itu. Namun, kelestarian dan jasa penting Danau Toba semakin terancam seiring meningkatnya risiko bencana banjir dan longsor akibat perubahan iklim.

Kawasan Danau Toba dan Perannya

Danau Toba merupakan salah satu danau terbesar di dunia, dengan perkiraan luas perairan antara 1.130-1.145 kilometer persegi dan kedalaman mencapai 508 meter. Dikelilingi oleh daratan berbukit, danau in berada pada ketinggian sekitar 900 meter di atas permukaan laut dan bentangnya mencakup tujuh kabupaten di Sumatera Utara, yakni Toba, Samosir, Humbang Hasundutan, Kabupaten Karo, Simalungun, Tapanuli Utara, dan Dairi.

Menurut catatan sejarah, Danau Toba pada mulanya adalah kaldera besar yang terbentuk akibat letusan dahsyat gunung berapi super sekitar 74 ribu tahun yang lalu. Sebuah penelitian mengungkap bahwa kekuatan megaerupsinya mencapai 8 Volcanic Explosivity Index (VEI), menjadikannya salah satu letusan vulkanik terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah.

Selain pesona keindahan alamnya, Danau Toba juga memainkan peran ekologis yang sangat penting. Selain menjadi sumber air tawar bagi banyak kebutuhan manusia, danau ini juga merupakan habitat bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Selain itu, Danau Toba juga merupakan penopang berbagai aspek sosial-ekonomi masyarakat sekitarnya, terutama sektor perikanan, pertanian, dan pariwisata.

Dengan potensi pariwisatanya yang besar, Kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2019. Selain itu, pada tahun 2020, Kaldera Danau Toba juga diakui sebagai UNESCO Global Geopark (UGG).

Terdampak Perubahan Iklim

Namun, Danau Toba telah dan semakin terdampak oleh perubahan iklim yang semakin parah. Sebuah studi yang terbit jurnal Nature pada tahun 2023 mengungkap bahwa suhu dan curah hujan di kawasan Danau Toba telah meningkat dalam kurun 40 tahun (1981–2020) akibat perubahan iklim. Secara umum, perubahan paling signifikan terjadi dalam dua dekade terakhir, dengan peningkatan suhu sebesar 0,24 °C dan curah hujan 22%.

Peningkatan suhu dan curah hujan ini telah meningkatkan risiko dan frekuensi bencana banjir dan tanah longsor di kawasan Danau Toba dalam setidaknya satu dekade terakhir. Pada 16 Maret 2025, misalnya, banjir bandang menyapu kawasan wisata Parapat di Simalungun. Pada 2 Desember 2023, banjir juga melanda Desa Simangulampe, Humbang Hasundutan, menyebabkan 12 orang meninggal dunia. Curah hujan yang meningkat juga memicu aliran sedimen yang lebih banyak ke dalam danau sehingga berpotensi menyebabkan pendangkalan.

Deforestasi akibat pembalakan liar dan alih fungsi lahan telah memicu kerusakan alam kawasan Danau Toba, dan menjadi faktor utama yang menyebabkan peningkatan risiko banjir dan longsor. Menurut data yang tersedia, luas lahan kritis dan sangat kritis di daerah tangkapan air (DTA) Danau Toba telah mencapai 28.911 hektare (10,98 persen) dari total luas DTA (263.041 hektare).

Meningkatkan Mitigasi dan Adaptasi Bencana

Mengatasi dampak perubahan iklim yang meningkat membutuhkan partisipasi dan kolaborasi seluruh pihak dalam upaya mitigasi dan adaptasi bencana terkait iklim. Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab seluruh pihak untuk menjaga dan melestarikan ekosistem Danau Toba adalah hal fundamental yang dibutuhkan, khususnya dalam aktivitas bisnis dan pariwisata yang melibatkan pemanfaatan sumber daya alam. Menjaga keseimbangan tutupan vegetasi hutan dan lahan terbuka di seluruh kawasan danau, mengkaji ulang rencana tata ruang kawasan dengan mempertimbangkan dampak perubahan iklim yang semakin signifikan, memperkuat pariwisata yang berkelanjutan, memperkuat strategi pengurangan risiko bencana yang inklusif, dan meningkatkan pengawasan terhadap segala aktivitas yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap keberlanjutan ekosistem danau, adalah beberapa langkah utama yang diperlukan.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar

Continue Reading

Sebelumnya: Dana Epidemi Afrika untuk Perkuat Respons terhadap Wabah
Berikutnya: Para Uskup di Asia Tegaskan Komitmen untuk Dukung Pelestarian Lingkungan dan Aksi Iklim

Lihat Konten GNA Lainnya

Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia