Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • Topik
    • Transisi Energi
    • Keuangan Berkelanjutan
    • Rantai Nilai Berkelanjutan
    • Semua Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • GNA Knowledge Hub
    • Kabar
    • Ikhtisar
    • Wawancara
    • Figur
    • Infografik
    • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Event
    • GNA Talks
    • GNA Flagship Events
  • Pengembangan Kapasitas
    • GNA Insights
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Parade untuk Mendorong Fesyen Berkelanjutan dengan Kain Berpewarna Alami

Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) berkolaborasi dengan Hutan Itu Indonesia menggelar parade bertajuk #BanggaBuatanIndonesia untuk mendorong fesyen berkelanjutan dengan menormalkan penggunaan kain nusantara berbasis alam.
Oleh Abul Muamar
11 Oktober 2023
sejumlah anak muda laki-laki dan perempuan berdiri berjajar sambil mengangkat poster-poster bertulisan ajakan untuk menggunakan kain.

Parade #BanggaBuatanIndonesia oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) dan Hutan Itu Indonesia. | Foto: LTKL.

Manusia membutuhkan pakaian untuk berbagai tujuan; mulai dari menutupi tubuh, memperindah penampilan, hingga sebagai identitas budaya. Namun, industri pakaian berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim dan polusi mikroplastik dunia. Merespons persoalan itu, Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) berkolaborasi dengan Hutan Itu Indonesia menggelar parade #BanggaBuatanIndonesia untuk mendorong fesyen berkelanjutan (eco-fashion) dengan menormalkan penggunaan kain nusantara berbasis alam serta mendukung pemberdayaan UMKM daerah.

Dampak Lingkungan Industri Fesyen

Industri fesyen bertanggung jawab terhadap sekitar 8-10% dari total emisi karbon dunia, lebih besar dibanding gabungan seluruh emisi yang dihasilkan dari penerbangan internasional dan pelayaran maritim. Bahkan, emisi karbon dari industri pakaian diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga 50% pada tahun 2030 jika tidak ada perbaikan dalam proses produksinya. 

Selain itu, penelitian menemukan bahwa produksi pakaian dunia menghasilkan sekitar 20% air limbah di seluruh dunia dari pewarnaan dan pengolahan kain. Dan setiap tahunnya, setengah juta ton serat mikro plastik dibuang ke laut, setara dengan 50 miliar botol plastik.

Dampak lingkungan dari industri fesyen semakin menjadi-jadi semenjak munculnya tren fast fashion, di mana banyak toko pakaian murah yang menawarkan model baru dalam periode yang singkat. Ironisnya, di tengah konsumsi yang meningkat, jumlah pakaian yang didaur ulang tak sampai 1%, dan banyak pakaian yang berakhir di tempat pembuangan sampah.

Di tengah kondisi tersebut, muncul gerakan untuk mendukung dan mengarusutamakan fesyen berkelanjutan. Tak hanya tentang bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan, fesyen berkelanjutan juga mensyaratkan seluruh rantai nilai selaras dengan aspek Keberlanjutan, termasuk pemberian upah yang layak untuk para pekerja dan bayaran yang adil untuk para pemasok bahan baku.

Kolaborasi LTKL dan Hutan Itu Indonesia

Dalam parade yang digelar di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, pada 8 Oktober 2023, LTKL dan anak-anak muda dari gerakan Hutan Itu Indonesia menyerukan dukungan terhadap produk lokal lestari serta mengajak masyarakat untuk menormalkan pemakaian produk lokal, termasuk kain berbahan alam dalam keseharian.

Kain berbahan alami dapat menjadi salah satu solusi untuk menggantikan penggunaan kain berbahan kimia. Di Kabupaten Musi Banyuasin, misalnya, terdapat produksi kain Gambo Muba yang memanfaatkan getah gambir sebagai pewarna alami kain. Sementara di Sintang, ada Kain Tenun Ikat warisan Suku Dayak, yang menggunakan pewarna alam dari berbagai tumbuhan hutan seperti jengkol, daun dan buah kemunting, akar mengkudu, kunyit, manggis, dan banyak lainnya.

“Parade ini adalah sebuah inisiatif orang muda untuk menggaungkan semangat dukungan terhadap produk lokal dan eco-fashion. Parade ini bertujuan untuk mengkampanyekan wastra nusantara dan produk lokal lestari. Produk lokal seperti Gambo Muba tidak hanya jadi salah satu eco-fashion terbaik asli Indonesia, tapi juga sekaligus menjadi jawaban atas masalah limbah dari pewarna kimia di industri tekstil,” ujar Ristika Putri Istanti, Kepala Sekretariat Interim LTKL.

Di luar parade itu, LTKL akan terus mendampingi usaha lestari di beberapa kabupaten anggota, termasuk memastikan berbagai insentif dan kebijakan di tingkat nasional terkoneksi dengan mereka.

Mendukung Fesyen Berkelanjutan dengan Kain Pewarna Alami 

Di berbagai daerah di Indonesia, masyarakat pada zaman dulu banyak memproduksi dan menggunakan kain dengan pewarna alami. Sayangnya, seiring perkembangan zaman dan dominasi produk kain buatan pabrik, produksi kain pewarna alam mulai ditinggalkan. Namun, di tengah dampak perubahan iklim yang kian nyata, membangkitkan kembali tradisi penggunaan kain dengan pewarna alam merupakan hal yang krusial dalam dunia fesyen. Semua pemangku kepentingan dalam dunia fesyen mesti bersama-sama mendukung tujuan ini.

“Mendukung kain Indonesia kembali menggunakan pewarna alam dari berbagai daerah di Indonesia sama dengan mendukung industri fesyen bisa lebih ramah lingkungan dan ramah sosial,” kata Gita Syahrani, Dewan Pengurus Koalisi Ekonomi Membumi.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar

Continue Reading

Sebelumnya: Menengok Perkembangan Transisi Energi Malaysia
Berikutnya: Indonesia dan Malaysia Dilanda Kabut Asap Lintas Batas di Asia Tenggara

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi gambar garis berliku dari tumpukan mineral penting di sebelah bola lampu dengan filamen berbentuk kepalan tangan ke arah panah hijau Bagaimana Mineral Kritis Dapat Mendukung Transisi Energi Berkeadilan di Global South
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bagaimana Mineral Kritis Dapat Mendukung Transisi Energi Berkeadilan di Global South

Oleh Gustavo Pessoa
31 Oktober 2025
Pemandangan pesisir Pantai Utara Jawa dengan garis pantai melengkung, air laut berwarna biru kehijauan, area persawahan di sisi kiri, dan permukiman di tepi pantai. Mengulik Isu Penurunan Muka Tanah Pesisir Jawa
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Isu Penurunan Muka Tanah Pesisir Jawa

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
30 Oktober 2025
beberapa petani perempuan memanen daun teh di kebun Kebangkitan Pertanian Permakultur Lokal di India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kebangkitan Pertanian Permakultur Lokal di India

Oleh Ponnila Sampath-Kumar
30 Oktober 2025
Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Sebuah nampan berisi ikan yang di sekitarnya terdapat sikat, pisau, dan makanan laut lainnya. Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Advertorial GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia