Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Dapatkah Sekolah Rakyat Memutus Rantai Kemiskinan?

Kementerian Sosial meluncurkan program Sekolah Rakyat untuk menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari kalangan masyarakat miskin ekstrem, yang bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan. Dapatkah program ini mencapai tujuan tersebut?
Oleh Abul Muamar
11 Maret 2025
anak-anak sekolah dasar dengan seragam dan topi merah putih duduk di lantai menyimak pelajaran

Foto: Husniati Salma di Unsplash.

Pendidikan merupakan elemen fundamental untuk mencapai kesejahteraan dan kualitas hidup yang lebih baik. Namun, di berbagai tempat, masih banyak orang yang tidak mengenyam pendidikan, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrem. Sebagai bentuk respons atas permasalahan ini, Kementerian Sosial meluncurkan Sekolah Rakyat untuk menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari kalangan masyarakat miskin ekstrem, yang bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan. Lantas, dapatkah program ini mencapai tujuan tersebut?

Ketimpangan Akses Pendidikan

Ketimpangan akses telah menjadi salah satu isu paling menonjol dalam dunia pendidikan di Indonesia, di samping isu soal kurikulum, kurangnya guru berkualitas, hingga infrastruktur yang kurang memadai. Di banyak daerah, mutu sekolah dan kualitas guru yang tersedia di wilayah terpencil atau pedesaan seringkali tertinggal dari yang ada di perkotaan. Selain itu, banyak anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah karena terkendala kondisi ekonomi keluarga.

Meski terdapat program wajib belajar yang menyediakan pendidikan dasar gratis serta berbagai program bantuan pendidikan lainnya, tetap saja angka anak tidak sekolah di Indonesia tinggi. Merujuk data yang tersaji dalam Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2025-2045, jumlah anak berusia 6-18 tahun yang tidak sekolah dan/atau putus sekolah mencapai 4,2 juta jiwa pada tahun 2023. Jumlah anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA merupakan kelompok yang paling banyak, mencapai 198,6 ribu orang.

Di samping masalah ekonomi yang paling sering menghambat kelompok masyarakat berpendapatan rendah, faktor utama lainnya yang menyebabkan anak tidak sekolah adalah hambatan sosial budaya, keterbatasan akses dan jangkauan layanan pendidikan, dan kurangnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.

Sekolah Rakyat

Terkait permasalahan tersebut, Kementerian Sosial meluncurkan program Sekolah Rakyat. Berbeda dengan Sekolah Rakyat (Kōkumin Gakkō) yang ada pada masa pendudukan Jepang yang setara dengan tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Rakyat Kemensos terdiri dari jenjang SD, SMP, dan SMA. Didukung oleh Tim Formatur dan Satgas yang terdiri dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) serta beberapa kementerian dan lembaga lainnya, Sekolah Rakyat Kemensos akan menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari kelompok masyarakat miskin dan miskin ekstrem, yang bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan di Indonesia. Program ini akan berjalan mulai Juli 2025.

Dengan konsep asrama (boarding school), Sekolah Rakyat diklaim tidak hanya akan menyediakan pendidikan gratis, tetapi juga memberikan asupan nutrisi peserta didik dengan makanan gratis. Sebagai tahap awal, program ini hanya akan membuka sekolah gratis tingkat SMA, dengan Bekasi dipilih sebagai lokasi perdana. Beberapa proyek percontohan juga akan dibangun di Jakarta, Banten, dan daerah lain di Jawa Barat.

“Tujuan utama sekolah rakyat adalah untuk memutus mata rantai kemiskinan. Jika orang tuanya miskin, jangan sampai anaknya jadi miskin. Ini harus diputus dengan menyekolahkan mereka,” kata Saifullah Yusuf, Menteri Sosial.

Perbaikan Sistemik

Meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah dengan menyediakan pendidikan gratis terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah dapat menjadi langkah penting yang dapat membantu upaya penghapusan kemiskinan. Namun, seluruh program terkait, termasuk Sekolah Rakyat, harus dipastikan berjalan dengan baik dan efektif, serta terintegrasi dengan kebijakan pendidikan nasional. Hal ini berarti bahwa diperlukan perbaikan menyeluruh dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Memastikan kecukupan jumlah guru berkualitas secara merata, yang didukung dengan sistem pendidikan yang baik serta infrastruktur penunjang pendidikan yang layak di seluruh penjuru negeri adalah langkah utama yang diperlukan. Oleh karena itu, keberadaan program Sekolah Rakyat mesti dibarengi dengan langkah-langkah perbaikan secara komprehensif dalam tata kelola pendidikan di semua jenjang, termasuk namun tidak terbatas pada masalah kekurangan daya tampung pada tingkat pendidikan menengah, kekurangan guru berkualitas dan berintegritas, dan isu kesejahteraan guru. Seluruh upaya yang ada mesti bermuara pada tersedianya pendidikan berkualitas yang mudah diakses oleh semua orang.

Memperluas Pendidikan Berkualitas

Lantas, bagaimana memperluas pendidikan berkualitas untuk semua? Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2025-2045 telah menetapkan tujuh pokok arah kebijakan untuk mencapai tujuan tersebut, di antaranya:

  • Peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran melalui pengembangan inovasi pembekalan dengan memanfaatkan teknologi digital dan penerapan pedagogi modern, penciptaan ekosistem lingkungan belajar yang mendukung penguatan karakter dan kesejahteraan siswa dan pendidik, dan penerapan kurikulum yang berfokus pada kompetensi fondasional.
  • Percepatan wajib belajar 13 tahun, dengan 1 tahun untuk pendidikan prasekolah dan 12 tahun untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Kebijakan ini juga disertai dengan upaya meningkatkan kualitas layanan pendidikan usia dini, revitalisasi pendidikan nonformal, dan akselerasi penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan berkualitas.
  • Penguatan pengelolaan guru dan tenaga kependidikan berkualitas dengan restrukturisasi kewenangan pengelolaan guru untuk memastikan kemudahan mobilitas guru antardaerah, reformasi pendidikan keguruan dengan penguatan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan revitalisasi Pendidikan Profesi Guru (PPG), serta penguatan ekosistem pendampingan bagi pengembangan profesional berkelanjutan.
  • Penguatan sistem tata kelola pendidikan melalui penguatan kapasitas pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penguatan sistem penjaminan mutu, dan penguatan kualitas dan efisiensi pembiayaan pendidikan.

Upaya Menyeluruh

Pada akhirnya, meskipun sangat penting, pendidikan bukanlah satu-satunya jalan untuk memutus rantai kemiskinan. Mengingat sifatnya yang multidimensi, pemberantasan kemiskinan membutuhkan upaya komprehensif yang didukung oleh kebijakan sosial yang inklusif, termasuk namun tidak terbatas pada pemerataan ekonomi, peningkatan dan pemerataan akses ke berbagai layanan dan kebutuhan dasar, pemberdayaan masyarakat, penciptaan lapangan pekerjaan layak secara luas, dan penanganan isu ketimpangan akses peluang di kalangan generasi muda.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Abul Muamar
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor di beberapa media tingkat nasional.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa

Continue Reading

Sebelumnya: Penerapan Konsep BGCE untuk Pariwisata yang Lebih Berkelanjutan
Berikutnya: Mengulik Dampak Bencana terhadap Pendidikan

Artikel Terkait

seorang nelayan berdiri di kapal kecil di tengah perairan Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Oleh Abul Muamar
1 Juli 2025
tembok memanjang di hadapan air laut dengan burung-burung bertengger di atasnya Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi

Oleh Seftyana Khairunisa
30 Juni 2025
kaca yang retak Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan

Oleh Abul Muamar
27 Juni 2025
kumbang kepik menempel di dedaunan Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan
  • Kabar
  • Unggulan

Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan

Oleh Kresentia Madina
27 Juni 2025
lahan sawah dengan pepohonan kelapa di belakang Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Oleh Abul Muamar
26 Juni 2025
seorang anak berdiri di sebuah rumah kayu Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa

Oleh Abul Muamar
25 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.