Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu untuk Atasi Kelangkaan Air

Perbaikan pengelolaan sumber daya air di Indonesia menjadi sebuah urgensi untuk mengatasi kelangkaan air. Dalam hal ini, pengelolaan sumber daya air terpadu dapat menjadi solusi.
Oleh Abul Muamar
3 Oktober 2024
sungai mengalir di antara pepohonan hijau

Roni Darmanto di Unsplash.

Adalah mutlak bahwa air merupakan sumber kehidupan. Air menopang seluruh aspek kehidupan manusia dan menyediakan berbagai manfaat untuk semua makhluk hidup di Bumi. Namun, seperti di banyak belahan dunia lainnya, ancaman kekurangan air juga muncul di Indonesia, terutama akibat pengelolaan sumber daya air yang buruk dan tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, perbaikan dalam sistem pengelolaan sumber air menjadi sebuah urgensi untuk mengatasi kelangkaan air.

Pengelolaan yang Buruk hingga Kelangkaan Air

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam, termasuk sumber-sumber air yang menyediakan air bersih seperti sungai, danau, sumber mata air, dan lainnya. Namun sayangnya, pengelolaan sumber daya air yang kurang memadai telah mengganggu ketersediaan air di berbagai daerah, baik berupa kualitas air yang buruk, kelangkaan air, hingga kekeringan.

Salah satu masalah utama terkait sumber daya air di Indonesia adalah pencemaran. Sekitar 60% badan air di Indonesia dalam kondisi tercemar, terutama disebabkan oleh limbah industri, pertanian, dan limbah domestik yang tidak dikelola dengan baik. Isu lainnya adalah akses air yang tidak merata di berbagai wilayah. Namun, luas wilayah kritis air diperkirakan akan meningkat dari 6 persen pada tahun 2000 menjadi 9,6 persen pada tahun 2045, yang mencakup wilayah Sumatera bagian selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi bagian selatan.

Privatisasi air untuk kepentingan komersial juga berkontribusi signifikan terhadap pengelolaan sumber daya air yang buruk dan menimbulkan ketimpangan dalam akses terhadap sumber air. Dalam beberapa kasus, privatisasi sumber air, bersama dengan perubahan penggunaan tata guna lahan, kerap mengabaikan kebutuhan dan hak masyarakat lokal. Regulasi yang lemah turut memperburuk situasi ini, sehingga memberi ruang bagi perusahaan untuk mengabaikan standar lingkungan dan sosial.

Selain itu, pengelolaan sumber air di Indonesia juga sering kali terfragmentasi dan tidak terkoordinasi dengan baik. Banyak lembaga pemerintah yang terlibat dalam pengelolaan air, tetapi sering kali tidak ada koordinasi yang efektif di antara mereka.

Tidak hanya tentang kebutuhan akan air, pengelolaan yang buruk juga dapat menyebabkan bencana seperti banjir dan kekeringan. Hal ini terutama berkaitan dengan peningkatan pengelolaan air baku yang bersumber dari Daerah Aliran Sungai (DAS) kritis.

Semua masalah tersebut masih diperparah lagi oleh degradasi lingkungan dan perubahan iklim yang menimbulkan pengaruh besar terhadap siklus hidrologi.

Langkah Pemerintah

Pemerintah telah melakukan berbagai langkah untuk memperbaiki tata kelola sumber daya air. Dari sisi regulasi, yang terbaru adalah penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2024 yang mengatur tentang pengelolaan sumber daya air secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan. Sebelumnya, pada tahun 2023, pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 37 Tahun 2023 tentang Kebijakan Nasional Sumber Daya Air (Jaknas SDA).

Beberapa langkah lain yang telah dilakukan pemerintah antara lain membangun bendungan dan sistem irigasi untuk mendukung ketahanan pangan; mengintegrasikan pengelolaan sumber air dalam tata ruang untuk meningkatkan daya dukung lingkungan dan keberlanjutan sumber daya air; dan merehabilitasi daerah tangkapan air (DAS). Namun, seluruh langkah tersebut masih belum mampu menciptakan pengelolaan sumber air yang efektif.

Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

Perbaikan pengelolaan sumber air di Indonesia menjadi semakin mendesak di tengah perubahan iklim dan berbagai tantangan lingkungan lainnya. Dalam hal ini, Indonesia perlu menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu (Integrated Water Resources Management/IWRM) untuk mengatasi berbagai persoalan. IWRM merupakan pendekatan lintas-sektoral yang dapat menjadi solusi atas pendekatan konvensional yang cenderung terfragmentasi dan menyebabkan penggunaan sumber daya air tidak berkelanjutan. IWRM didasarkan pada pemahaman bahwa sumber daya air merupakan bagian integral dari ekosistem, sumber daya alam, serta kebutuhan sosial-ekonomi.

Selain itu, penting juga untuk memastikan partisipasi yang bermakna masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya air untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan dan keberlanjutan. Program-program pemberdayaan masyarakat seperti pelatihan dan edukasi mengenai praktik pengelolaan air yang baik, perlu diperkuat untuk mendorong partisipasi aktif. Selain meningkatkan akses dan kualitas air, langkah ini penting untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim dan masalah lingkungan lainnya. Pada akhirnya, segala upaya pengelolaan sumber daya air mesti dilakukan dengan prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan, dan inklusi.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar

Continue Reading

Sebelumnya: WHO Luncurkan Pedoman untuk Uji Klinis yang Lebih Adil
Berikutnya: Mengintegrasikan Data Iklim dan Kesehatan untuk  Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Lihat Konten GNA Lainnya

Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia