Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memutus ‘Tradisi’ Perundungan di Kalangan Dokter

Berbagai dampak berbahaya dari kasus-kasus yang pernah terungkap—ditambah cerita-cerita dan pengalaman yang beredar di masyarakat—menegaskan bahwa “tradisi” turun-temurun perundungan di kalangan dokter harus segera diakhiri.
Oleh Abul Muamar
16 Agustus 2024
dua dokter bedah sedang melakukan operasi

Foto: Marionbrun di Pixabay.

Tidak bisa dipungkiri lagi, perundungan (bullying) adalah masalah serius. Dampaknya terhadap kesehatan korbannya bisa sangat merusak dan luas. Namun mirisnya, perundungan masih sering terjadi di banyak tempat, termasuk di kalangan dokter di Indonesia. Berbagai dampak berbahaya dari kasus-kasus yang pernah terungkap—ditambah cerita-cerita dan pengalaman yang beredar di masyarakat—menegaskan bahwa “tradisi” turun-temurun perundungan di kalangan dokter harus segera diakhiri.

Perundungan di Kalangan Dokter

Pada medio Agustus 2024, dunia kedokteran Indonesia kembali diguncang oleh kabar terkait perundungan. Ihwalnya adalah seorang dokter yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro di RSUP Dr Kariadi, Semarang, meninggal dunia dengan dugaan bunuh diri akibat perundungan yang sering dialaminya.

Peristiwa tersebut hanyalah satu dari sekian banyak kasus perundungan di kalangan dokter yang pernah terjadi di Indonesia. Sepanjang Juli-Desember 2023, misalnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerima 216 laporan perundungan yang dialami oleh mahasiswa PPDS, dengan 109 di antaranya terjadi di rumah sakit vertikal Kemenkes.

Kemenkes juga menemukan adanya aturan-aturan yang tidak berkaitan dengan proses pendidikan di dalam buku pedoman tata krama dan aturan residen selama PPDS yang wajib dipatuhi oleh para calon dokter spesialis. Buku itu dijuluki “buku panduan bullying” karena banyak memuat perintah-perintah berbau perundungan dari dokter senior seperti mengantarkan cucian ke jasa penatu, mengantar-jemput anak senior, hingga mengangkatkan galon air minum.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, seorang dokter peserta PPDS menyebutkan bahwa mereka harus mematuhi perintah-perintah tak resmi dari para dokter senior seperti mentraktir senior, membelikan kebutuhan pribadi senior seperti makanan dan tiket pesawat, hingga menjadi babu senior mereka. “Apapun yang diminta senior, harus ada. Kalau kami jawab enggak ada, pasti kami kena hukum. Hukumannya macam-macam, ada yang dimaki-maki, bisa dibikin sampai enggak tidur,” katanya. Dokter muda itu juga mengungkap bahwa tradisi toksik ini terus berestafet ke junior berikutnya.

Langkah Kemenkes

Di banyak tempat, perundungan seringkali dilakukan—dan bahkan “dinormalisasi”—atas nama senioritas, sehingga membuat upaya pemberantasan perundungan menjadi semakin kompleks, termasuk di dunia kedokteran Indonesia.

Kemenkes sendiri telah mengetahui adanya praktik perundungan di kalangan dokter sejak lama. Lantas, institusi pemerintah tersebut mengeluarkan Instruksi Menteri Kesehatan tentang pencegahan dan penanganan perundungan terhadap peserta didik pada rumah sakit pendidikan di lingkungan Kemenkes. Instruksi tersebut mengatur secara rinci hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh dokter senior yang menjadi tenaga pendidik PPDS dan tenaga PPDS lainnya kepada para peserta didik. Sebagai pendukung, Kemenkes menyediakan sistem laporan perundungan online dengan menjamin kerahasiaan identitas pelapor. 

Namun, hingga saat ini, mata rantai perundungan di kalangan dokter belum berhasil diputus. “Para junior tidak pernah berani menyampaikan kasus-kasus perundungan itu; dan akibatnya, begitu dia jadi senior, dia melakukan hal yang sama,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Memutus Tradisi Perundungan

Dokter adalah sebuah profesi yang bermartabat dan proses pendidikannya mesti dijalankan dengan cara-cara yang bermartabat. Dengan beban pembelajaran dan tuntutan kerja yang tinggi, seorang dokter yang sedang menempuh pendidikan spesialis membutuhkan lingkungan yang dapat mendukung kesehatan fisik dan mental mereka. Oleh karena itu, memutus tradisi perundungan di kalangan dokter merupakan suatu hal yang mendesak demi regenerasi dokter yang lebih baik, yang bermuara pada penciptaan pekerjaan yang layak di dunia kedokteran dan pembentukan dokter yang kompeten, berintegritas, dan berdedikasi tinggi demi mendukung layanan kesehatan berkualitas.Tidak hanya di kalangan dokter, mengakhiri perundungan juga harus dilakukan di semua tempat untuk menciptakan dunia yang aman dan nyaman untuk semua.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Celako Kumali, Kearifan Lokal Suku Serawai untuk Pertanian Berkelanjutan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ironi Raja Ampat: Pengakuan Ganda dari UNESCO dan Kerusakan Lingkungan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Desakan untuk Mewujudkan Reforma Agraria Sejati
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mewujudkan Layanan Kesehatan yang Lebih Aman untuk Bayi dan Anak

Continue Reading

Sebelumnya: Ketimpangan Akses Peluang di Kalangan Generasi Muda
Berikutnya: Budaya Jalan Kaki untuk Kota Yang Lebih Berkelanjutan

Lihat Konten GNA Lainnya

dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025
orang-orang menunggang kuda menyusuri aliran sungai Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan

Oleh Dinda Rahmania
15 Oktober 2025
dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia