Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Naiknya Usia Pensiun Pekerja di Tengah Merebaknya Pengangguran

Usia pensiun pekerja kembali naik menjadi 59 tahun per Januari 2025. Lalu, bagaimana dampaknya terhadap pengangguran?
Oleh Abul Muamar
13 Januari 2025
tumpukan koin dengan telur emas dan tulisan ‘retirement’ dan tiga orang

Foto: Freepik.

Pengangguran dan terbatasnya lapangan pekerjaan telah menjadi isu mendesak di Indonesia selama bertahun-tahun. Isu ini semakin meningkat di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor yang terus berlanjut. Pada saat yang sama, Indonesia tengah menuju penuaan populasi seiring meningkatnya angka harapan hidup. Di tengah situasi ini, usia pensiun pekerja Indonesia kembali naik per Januari 2025, menjadi 59 tahun.

Penuaan Populasi

Penuaan populasi ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia), yakni orang yang berusia 60 tahun atau lebih. Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia secara signifikan dalam setidaknya satu dekade terakhir. Pada tahun 2010, penduduk lansia di Indonesia berjumlah 18 juta jiwa (7,56%), lalu melonjak menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019. Kemudian pada tahun 2023, populasi lansia kembali meningkat menjadi 29 juta jiwa (11,75%), dengan rasio ketergantungan lansia (old-age dependency ratio/OADR) sebesar 17,08.

Rasio ketergantungan tersebut berarti bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif (usia 15-59 tahun) menanggung sekitar 17 orang lansia. Meski masih relatif tidak terlalu tinggi terutama bila dibandingkan dengan beberapa negara Asia lainnya, seperti Jepang dan China, Indonesia tetap mesti bersiap menghadapi dampak penuaan populasi, seperti penurunan output perekonomian, penurunan pendapatan per kapita dalam jangka panjang, dan terjadinya ketimpangan fiskal yang disebabkan oleh penurunan penerimaan dari perpajakan dan kenaikan belanja negara untuk membiayai berbagai program bantuan sosial untuk membantu penduduk lansia.

Pada tahun-tahun mendatang, jumlah penduduk lansia di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat hingga 50 juta jiwa (20%) pada 2045. Selain meningkatnya angka harapan hidup, penuaan populasi turut disebabkan oleh menurunnya angka kelahiran, perubahan pola pernikahan dan perencanaan anak, urbanisasi, perceraian, hingga migrasi internasional.

Lansia merupakan kelompok rentan yang membutuhkan dukungan untuk menjalani kehidupan dengan layak dan aman, tanpa membebani anggota keluarga. Salah satu bentuk dukungan yang dibutuhkan terkait dengan finansial, yang umumnya berupa dana pensiun atau pekerjaan yang memungkinkan untuk dilakukan oleh lansia. Oleh karena itu, naiknya usia pensiun pekerja secara berkala dapat menjadi salah satu dukungan yang berharga.

Kenaikan Usia Pensiun Pekerja

Naiknya usia pensiun pekerja dari 58 tahun menjadi 59 tahun per Januari 2025 didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun. Pasal 15 ayat (3) PP tersebut mengatur bahwa usia pensiun pekerja bertambah satu tahun setiap tiga tahun sampai mencapai 65 tahun”.

Sebelum adanya peraturan tersebut, usia pensiun di Indonesia adalah 56 tahun. Selanjutnya secara bertahap, usia pensiun naik menjadi 57 tahun pada tahun 2019, lalu menjadi 58 tahun pada tahun 2022.

Secara teoritis, kenaikan usia pensiun dapat membuat masa kerja seseorang menjadi lebih panjang. Dengan demikian, periode pekerja untuk menabung dan mempersiapkan masa pensiun pun menjadi lebih panjang. Selain itu, dengan masa pembayaran iuran pensiun yang lebih panjang, ketahanan finansial dari sistem pensiun juga dapat meningkat.

Kesejahteraan untuk Semua

Menaikkan usia pensiun pekerja merupakan langkah penting dalam menghadapi penuaan populasi sekaligus untuk mendukung kesejahteraan penduduk lansia. Namun, kesejahteraan harus diwujudkan untuk semua orang, dan langkah yang dibutuhkan tidak boleh berhenti sampai di sini. Apalagi, Indonesia masih menghadapi masalah tingginya angka pengangguran, termasuk pengangguran kaum muda karena terbatasnya lapangan pekerjaan. Di samping itu, gelombang PHK di berbagai sektor juga masih terus berlanjut setiap tahun seiring pesatnya perkembangan teknologi yang mengubah lanskap dunia industri.

Oleh karena itu, memperkuat perlindungan sosial bagi penduduk lansia harus dilakukan berbarengan dengan upaya menciptakan untuk kesempatan kerja yang adil dan setara bagi semua orang, serta peningkatan keterampilan penduduk usia kerja melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan kapasitas yang dibutuhkan. Pemerintah dan dunia usaha bertanggung jawab dan memegang peran vital dalam hal ini.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Demokrasi yang Cacat di Indonesia: Kebebasan Berpendapat di Bawah Ancaman Kekerasan Aparat
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ketimpangan, Pengangguran, hingga Korupsi yang Merajalela: 6 Isu Sosial yang Mendesak untuk Diatasi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Dunia yang Kian Gemerlap dan Kelap-kelip Kunang-Kunang yang Kian Lenyap
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Peta Jalan Dekarbonisasi Industri untuk Tekan Emisi di Subsektor Intensif-Energi

Continue Reading

Sebelumnya: Peran Bisnis dalam Membangun Ekosistem Agritech yang Inklusif Gender
Berikutnya: Makan Bergizi Gratis dan Potensi Korupsi yang Mengintai

Lihat Konten GNA Lainnya

Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia