Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi ABMI: Ekonomi Berkelanjutan untuk Semua dengan Daun Kelor

ABMI memiliki visi menjadi penggerak aktif untuk membuat kelor menjadi bagian budaya dan budidaya yang berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat, mulai dari Indonesia untuk dunia pada tahun 2045.
Oleh Abul Muamar
13 Desember 2021
petani daun kelor

Yudi Kurniawan, petani lokal melakukan Uji Indra (Organoleptik) pada varian Moringa yang dia tanam di dataran tinggi gunung Semeru | Foto: ABMI-Yudi Kurniawan-Kamandalu

Pada hari Minggu, 12 Desember 2021, Asosiasi Beyond Moringa Indonesia (ABMI) resmi dideklarasikan di Denpasar, Bali. Asosiasi ini merupakan inisiatif berbagai pihak penggiat moringa, dengan tujuan meningkatkan nilai komoditas kelor di pasar global dengan slogan “Tak Akan Meninggalkan Siapa Pun di Belakang”.

Mengusung visi dan misi yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs), ABMI mengajak dan melibatkan berbagai kalangan, mulai dari petani, pedagang produk turunan, akademisi, hingga laboran. 

“ABMI memiliki misi mengatasi permasalahan lingkungan dan kemasyarakatan dengan menciptakan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan setara,” ujar Humas ABMI Chaedar Saleh kepada Green Network.

Dalam kaitannya dengan TPB/SDGs, ABMI fokus pada empat elemen dalam konteks kompetitif Manusia, Planet, Kesejahteraan, Kemitraan, dan Perdamaian.

Untuk diketahui, kesejahteraan petani di 7 provinsi di Indonesia mengalami penurunan pada Agustus 2021, dengan indikator Nilai Tukar Petani (NTP) di bawah 100. 7 provinsi tersebut adalah Bali (NTP=92,88), Nusa Tenggara Timur (NTP=95,05), Jawa Barat (NTP=96,46), DI Yogyakarta (NTP=96,63), Banten (NTP=96,65), Sulawesi Selatan (NTP=98,19), dan Sulawesi Tenggara (NTP=99,87). Bahkan pada Juli 2021, NTP di 23 provinsi berada di bawah rata-rata NTP nasional (103,5).

Sementara dari segi kerusakan lingkungan, diketahui bahwa pemanasan global saat ini rata-rata 1,1 derajat Celcius di atas tingkat praindustri. Sementara menurut laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), pemanasan global akan mencapai 1,5 derajat Celcius dalam dua dekade ke depan.

Di Indonesia, tanaman kelor selama ini sering ditanam sebagai pagar hidup dan atau ditanam di sepanjang ladang atau tepi sawah. Kini semakin disadari, bahwa kelor memiliki banyak manfaat. ABMI percaya bahwa ‘pohon kehidupan’ ini akan menghasilkan ekosistem yang bermanfaat bagi masyarakat sekaligus melindungi lingkungan di Indonesia. 

ABMI memiliki visi menjadi penggerak aktif untuk membuat kelor menjadi bagian budaya dan budidaya yang berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat, mulai dari Indonesia untuk dunia pada tahun 2045.

“Kami meyakini bahwa seluruh warga Indonesia dapat mengambil peran dalam pewujudan kesejahteraan sosial, termasuk sahabat yang berkebutuhan khusus,” lanjut Chaedar.

ABMI ingin menularkan kepada masyarakat mengenai perumusan strategi dan mekanisme adaptasi untuk mengurangi dampak perubahan iklim di enam wilayah pengembangan, yakni Sumatera Utara, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat.

Di samping itu, ada tujuh program atau agenda yang diusung oleh ABMI, yakni:

  1. Fokus pada disabilitas (mengubah sikap pertanian);
  2. Sosialisasi tentang manfaat besar kelor;
  3. Peningkatan daya masyarakat lokal melalui produksi dan konsumsi kelor;
  4. Pengembangan produk turunan kelor;
  5. Menyatukan aktor akar rumput kelor untuk memastikan bahwa kepentingan mereka terwakili di tingkat kebijakan;
  6. Mempromosikan pengembangan kerangka kelembagaan, hukum, dan politik untuk mendukung pembangunan sektor kelor yang harmonis;
  7. Mengembangkan model ekonomi dan kemitraan dengan tujuan untuk menciptakan pertanian kelor yang baik dan terlembaga.

Editor: Marlis Afridah

Dukung Green Network Asia dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Celako Kumali, Kearifan Lokal Suku Serawai untuk Pertanian Berkelanjutan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ironi Raja Ampat: Pengakuan Ganda dari UNESCO dan Kerusakan Lingkungan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Desakan untuk Mewujudkan Reforma Agraria Sejati
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mewujudkan Layanan Kesehatan yang Lebih Aman untuk Bayi dan Anak

Continue Reading

Sebelumnya: Aksi Menanam Pohon Bersama Sakola Wanno, Layanibumi, dan Green Network Asia
Berikutnya: Perubahan Iklim adalah Masalah Kesenjangan Sosial

Lihat Konten GNA Lainnya

dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025
perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025
seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia