Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Pemimpin Muslim dan Hindu Serukan Gerakan Ekologi Spiritual dalam Forum R20

Saat wacana lingkungan dan diskusi kebijakan terkait didominasi oleh perspektif yang sangat sekuler, sangat penting bahwa forum internasional seperti G20 terbuka bagi suara para pemimpin dan umat beragama.
Oleh Abul Muamar
2 November 2022
Syekh Mohammed Al-Issa menerima pohon Walisanga dan menanamnya di halaman Masjid Ibnu Batutah, Kompleks Puja Mandala, Bali.

Syekh Mohammed Al-Issa menerima pohon Walisanga dan menanamnya di halaman Masjid Ibnu Batutah, Kompleks Puja Mandala, Bali. | Foto oleh KH Jadul Maula, Ketua Lesbumi PBNU.

Wacana lingkungan dan diskusi menyangkut Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) bukan hanya milik pihak-pihak tertentu. Misi untuk menciptakan dunia yang lebih baik membutuhkan peran semua pihak, tidak terkecuali para pemimpin dan umat agama-agama di dunia. Untuk itu, kini adalah saatnya bagi para pemuka dan umat beragama untuk ambil bagian dalam tugas bersama ini.

Ekologi Spiritual

Pada Senin, 31 Oktober 2022, pemimpin Islam dan Hindu bertemu di kompleks Puja Mandala (pusat peribadatan di mana rumah ibadah dari lima agama berbeda berdiri berdampingan), Nusa Dua, Bali, dalam rangka peluncuran Gerakan Ekologi Spiritual global pada Forum Agama G20 atau Religion of Twenty (R20). Dengan penanaman 20 pohon, momentum bersejarah ini bertujuan untuk menyerukan keseimbangan alam dan manusia. Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Syekh Mohammed Al-Issa dan pemuka agama Hindu dari lembaga Bochasanwasi Akshar Purushottam Swaminarayan Sanstha (BAPS), Swami Bhadreshdas, hadir sebagai figur utama dalam acara ini.

Pertemuan dimulai dengan ritual upacara penyucian dan persembahan oleh para pendeta Hindu Bali, sebelum dilanjutkan dengan penanaman 20 pohon yang dianggap suci dalam kosmologi Hindu. Penanaman pohon ini diyakini dapat menghidupkan kesatuan spiritual yang menghubungkan semua makhluk ciptaan, dan menjaga harmoni dan keseimbangan antara dunia yang tampak dan yang tidak tampak.

“Dharma dan ekologi adalah dua anasir yang tidak terpisahkan, dan membentuk semacam ‘ekologi dharma’. Keberlanjutan kehidupan di Bumi dapat terwujud bila kita menerima kesucian alam dan hubungannya dengan kemanusiaan,” kata Swami Bhadreshdas.

Setelah upacara Hindu, Syekh Al-Issa yang datang bersama rombongan, memulai penanaman pohon. Mula-mula, ia menanam satu pohon di halaman Masjid Ibnu Batutah. Kemudian, setelah berkeliling kompleks Puja Mandala sejenak, ia masuk ke Pura Jagatnatha untuk menyambut para pendeta Hindu Bali. Bergandengan tangan dengan Swami Bhadreshdas, dengan penuh semangat dan tanpa canggung, Syekh Al-Issa menanam satu pohon lainnya di area pura, diiringi doa dalam bahasa Sansekerta oleh pemimpin Hindu India.

Perdamaian Dunia

Dari kiri ke kanan: Ketua Lesbumi KH Jadul Maula, Swami Bhadreshda, Syekh Muhammad bin Abdulkarim Al-Issa, Pemuka Agama Hindu, dan CEO CSCV C. Holland Taylor.
Dari kiri ke kanan: Ketua Lesbumi KH Jadul Maula, Swami Bhadreshda, Syekh Muhammad bin Abdulkarim Al-Issa, Pemuka Agama Hindu, dan CEO CSCV C. Holland Taylor. | Foto oleh Center for Shared Civilizational Values ​​(CSCV).

Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU Kiai Haji Jadul Maula yang menjadi penanggung jawab acara, mengatakan bahwa penanaman pohon ini merupakan upaya untuk melanjutkan kebiasaan para wali. Jenis pohon yang ditanam antara lain Dewandaru, Tunjuk Langit, Kasiwa, dan Pusaka. Jumlah 20 pohon ditentukan sebagai simbol pelaksanaan R20.

“Pohon ini seperti pertapa, ia tenang dalam posisinya, mencari makannya tidak lari-lari, tetapi memberikan manfaat kepada semuanya. Batangnya, rantingnya, daunnya, buahnya, dan yang paling pokok dia menghasilkan oksigen. Dan oksigen untuk semua kehidupan,” kata Kiai Jadul.

Pemangku Pura Jagatnatha I Ketut Sudiarta menyebut bahwa pohon Pusaka yang ditanam oleh Syekh Al-Issa di dalam pura termasuk jenis pohon yang sakral dalam kepercayaan Hindu. “Mudah-mudahan dengan penanaman pohon ini, dengan niat yang suci, yang abadi dari beliau dan kita semua, timbul kedamaian di seluruh jagat raya ini,” katanya.

Kemajuan Penting

Wakil Ketua dan CEO Center for Shared Civilizational Values ​​(CSCV) C. Holland Taylor menyebut kehadiran Syekh Al-Issa dan Swami Bhadreshdas dalam acara ini sebagai kemajuan penting dalam hubungan Islam-Hindu, sekaligus membuka pintu untuk kerjasama lebih lanjut antara dua komunitas agama besar dunia. Lebih dari itu, gerakan ekologi spiritual ini diharapkan dapat menjadi tonggak baru dalam upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti mengatasi tantangan krisis iklim dan menciptakan perdamaian dunia, yang melibatkan para pemimpin dan umat seluruh agama yang mendominasi populasi Bumi.

“Pada saat wacana lingkungan dan diskusi kebijakan terkait didominasi oleh perspektif yang sangat sekuler, sangat penting bahwa forum internasional seperti G20 terbuka bagi suara para pemimpin dan umat beragama, yang membentuk sekitar 85% populasi dunia. Ini menunjukkan bahwa agama-agama besar dunia memiliki potensi dan kehendak untuk bekerja sama dalam merevitalisasi tradisi ekologi spiritual, yang dapat membantu memulihkan keseimbangan alam dan manusia di seluruh dunia,” kata Taylor.

Editor: Marlis Afridah

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar

Continue Reading

Sebelumnya: Pengelolaan Biogas Babi sebagai Praktik Ekonomi Hijau di Sulawesi Utara
Berikutnya: Meningkatkan Kesejahteraan Petani Tebu melalui Pendanaan Digital

Lihat Konten GNA Lainnya

Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia