Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Partisipasi Anak-Anak dalam Strategi Pengurangan Risiko Bencana

Upaya pengurangan risiko bencana terhadap kelompok rentan akan lebih efektif dan terukur apabila melibatkan kelompok rentan itu sendiri, termasuk anak-anak.
Oleh Abul Muamar
23 November 2022
tujuh anak berada di bawah bangunan kayu, dengan dua di antara mereka tidak memakai baju.

Foto oleh Neris Milanio di Pexels.

Anak-anak merupakan salah satu kelompok rentan dalam masyarakat. Karena kerentanannya, keselamatan anak-anak menjadi yang paling terancam ketika bencana datang. Gempa bumi yang mengguncang Cianjur pada Senin, 21 November 2022, sekali lagi mengafirmasi tesis itu. Dari ratusan korban yang meninggal dunia dan terluka, banyak yang merupakan anak-anak.

Mengubah Cara Pandang terhadap Kelompok Rentan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 menyatakan bahwa salah satu bentuk penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat adalah perlindungan terhadap kelompok rentan. Kelompok rentan yang dimaksud adalah bayi, balita, anak-anak, perempuan yang sedang mengandung atau menyusui, difabel, dan orang lanjut usia (lansia). 

Selama ini, kelompok rentan lebih kerap dipandang hanya sebagai objek atau korban yang harus diberi penanganan dan perhatian khusus. Perlindungan terhadap kelompok rentan cenderung terfokus pada penanganan saat terjadi bencana atau masa tanggap darurat.

Cara pandang seperti itu perlu diubah. Menurut peneliti Universitas Indonesia, upaya mitigasi dan pengurangan risiko bencana terhadap kelompok rentan akan lebih efektif dan terukur apabila melibatkan kelompok rentan itu sendiri. Paradigma ini sejalan dengan langkah prioritas dalam Kerangka Kerja Sendai (Sendai Framework), di mana masyarakat yang tangguh dapat terbentuk apabila memahami risiko bencana serta mampu mengelola risiko yang terdapat di dalam diri dan lingkungannya. 

Salah satu prinsip dari Sendai Framework menyatakan bahwa pengurangan risiko bencana membutuhkan keterlibatan dan kemitraan semua lapisan masyarakat, serta membutuhkan pemberdayaan dan partisipasi yang inklusif, mudah diakses, dan non-diskriminatif.

Partisipasi Anak-anak

Menurut United Nations Convention on the Rights of the Child (UNCRC), ada empat hak anak yang harus ditegakkan: kelangsungan hidup, pertumbuhan, perlindungan, dan partisipasi. Dalam upaya pengurangan risiko bencana, anak-anak mempunyai potensi untuk dilibatkan dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. 

Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan kebencanaan yang memadai, anak-anak dapat menjadi penyampai informasi kepada masyarakat dan mengetahui tindakan apa yang sebaiknya dilakukan saat bencana terjadi. Untuk mendukung itu, pendidikan kebencanaan perlu ditingkatkan bagi anak-anak. Membekali anak-anak dengan pengetahuan dan keterampilan kebencanaan dapat dilakukan dengan mengintegrasikannya ke dalam kurikulum pendidikan.

Selain anak-anak, pengurangan risiko bencana juga perlu mempertimbangkan partisipasi dan potensi kelompok rentan lainnya, termasuk difabel, lansia, dan perempuan sesuai kapasitasnya masing-masing.

“Kolaborasi inklusif dalam upaya pengurangan risiko bencana sangat penting,” kata Raditya Jati, Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Peran Keluarga

Peran keluarga sangat krusial dalam melindungi anak-anak dari risiko bencana dan dalam situasi pascabencana. Dalam Pedoman Standar Layanan Kesiapan Keluarga Hadapi Bencana, keluarga perlu memberikan edukasi kepada anak-anak sejak dini mengenai bencana yang bisa datang sewaktu-waktu.

Menceritakan kepada anak-anak tentang suatu bencana yang dapat menyebabkan kerusakan dan membuat orang terluka atau meninggal dunia, sangat penting sebagai bekal anak-anak saat menghadapi bencana. Mengadakan atau mengikuti simulasi bencana, serta memberikan gambaran ketika harus mengungsi dan tindakan apa saja yang sebaiknya dilakukan pascabencana, juga bermanfaat untuk anak-anak.

Menurut Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar, pada sejumlah kejadian bencana, hak anak kerap terabaikan saat situasi pascabencana. Kehidupan yang serba-darurat membuat orang tua rentan kehilangan kendali atas pengasuhan dan bimbingan terhadap anak-anak mereka.

“Keadaan ini tentu mengancam perkembangan mental, moral, dan sosial anak, sekaligus menempatkan anak dalam posisi yang rentan terhadap tindak eksploitasi, kekerasan, dan perdagangan orang,” imbuhnya.

Pada akhirnya, mengurangi risiko bencana adalah tugas kita bersama untuk mewujudkan keselamatan dan kesejahteraan. Dan menyelamatkan anak-anak dari risiko bencana berarti menjaga harapan bagi masa depan.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Celako Kumali, Kearifan Lokal Suku Serawai untuk Pertanian Berkelanjutan

Continue Reading

Sebelumnya: Kontrak Sosial Baru dalam L20 untuk Atasi Pengangguran dan Masalah Ketenagakerjaan Lainnya
Berikutnya: Pemijahan Karang di Pulau Fitzroy: Harapan bagi Great Barrier Reef

Lihat Konten GNA Lainnya

tangan memutari bibit tanaman Mengarusutamakan Spiritualitas Ekologis dalam Praktik Keagamaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Mengarusutamakan Spiritualitas Ekologis dalam Praktik Keagamaan

Oleh Polykarp Ulin Agan
20 Oktober 2025
Seseorang memberikan paper bag kepada orang lain Bagaimana Hong Kong dapat Membangun Kepercayaan Konsumen terhadap Keberlanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bagaimana Hong Kong dapat Membangun Kepercayaan Konsumen terhadap Keberlanjutan

Oleh Kun Tian
20 Oktober 2025
bangunan roboh Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia

Oleh Jalal
17 Oktober 2025
Empat tangan anak-anak yang saling berpegangan Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Oleh Andi Batara
17 Oktober 2025
sekawanan bison sedang memamah di atas padang rumput yang tertutup salju Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi

Oleh Kresentia Madina
17 Oktober 2025
meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia