Magang Berkualitas untuk Tingkatkan Kecakapan Kerja Kaum Muda
Tantangan kaum muda untuk memperoleh pekerjaan formal layak kini semakin besar. Pengangguran kaum muda saat ini merebak di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, dan keadaan ini menciptakan kekhawatiran akan masa depan yang suram. Terkait hal ini, meningkatkan kelayakan dan kecakapan kerja kaum muda adalah hal krusial untuk mengatasi permasalahan ini, termasuk perkara mismatch (ketidaksesuaian) antara keterampilan dan kebutuhan dunia kerja yang bertransformasi dengan cepat. Mendorong magang berkualitas dapat menjadi salah satu jalan untuk mendukung tujuan ini.
Kelayakan Kerja Kaum Muda
Pengangguran kaum muda menjadi salah satu masalah mendesak di Indonesia saat ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 9,89 juta (22,25%) penduduk usia muda berusia 15-24 tahun tidak memiliki pekerjaan, tidak menempuh pendidikan, atau tidak menjalani pelatihan (Not in Employment, Education or Training atau NEET) pada tahun 2023. Angka tersebut bahkan lebih tinggi dibanding rata-rata NEET dunia, yakni 21,6%.
Secara umum, penyebab utama tingginya angka pengangguran di kalangan kaum muda di Indonesia adalah kurangnya lapangan kerja jika dibandingkan jumlah angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan. Kurangnya akses pendidikan, keterbatasan finansial, kewajiban rumah tangga, hingga disabilitas merupakan beberapa faktor lain yang memperburuk keadaan.
Di samping faktor-faktor tersebut, rendahnya kelayakan dan kecakapan kerja (employability) kaum muda di tengah persaingan yang semakin ketat juga merupakan masalah serius yang banyak dikeluhkan oleh perusahaan. Employability dalam hal ini bukan hanya tentang kompetensi bidang atau keterampilan kerja tertentu, melainkan juga menyangkut aspek interpersonal seperti kemampuan beradaptasi, kemampuan berkomunikasi (baik verbal maupun nonverbal), kemampuan manajemen diri, rasa tanggung jawab, dan kemampuan mengembangkan kompetensi baru.
Mendorong Magang Berkualitas
Secara umum, kaum muda lebih rentan untuk terjerembab ke dalam lubang pengangguran ketimbang mereka yang telah memiliki banyak pengalaman kerja. Hal ini diafirmasi oleh laporan “Global Employment Trends for Youth” secara berturut-turut setidaknya sejak tahun 2020. Di tengah dunia kerja yang berubah dengan cepat, kaum muda akan menghadapi tantangan yang semakin berat pada tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, mendorong magang berkualitas dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kelayakan dan kecakapan kerja kaum muda, sekaligus menutup kesenjangan kecakapan kerja antara lulusan baru (fresh graduate) dengan pekerja berpengalaman.
ILO mendefinisikan magang berkualitas sebagai bentuk pendidikan dan pelatihan kejuruan teknis, menggabungkan pelatihan di tempat kerja dan pembelajaran di luar tempat kerja, yang memungkinkan peserta dari seluruh lapisan masyarakat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan tertentu. Magang berkualitas didasarkan pada enam pilar, yakni dialog sosial yang bermakna, kerangka regulasi yang kuat, peran dan tanggung jawab yang jelas, pengaturan pendanaan yang adil, relevansi pasar tenaga kerja yang kuat, dan inklusivitas.
Perangkat ILO untuk Pemagangan Berkualitas memberikan panduan bagi pembuat kebijakan dalam meningkatkan kerangka kerja dan sistem kebijakan terkait pemagangan dan bagi para praktisi dalam mengembangkan, menerapkan, memantau, dan mengevaluasi program pemagangan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menciptakan magang berkualitas menurut dokumen tersebut adalah:
- Meningkatkan hubungan antara pendidikan, pelatihan, dan dunia kerja melalui dialog sosial mengenai ketidaksesuaian keterampilan dan standardisasi kualifikasi sebagai respons terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja, peningkatan pendidikan, dan pelatihan kejuruan teknis.
- Meningkatkan jangkauan dan jenis pemagangan dengan: melengkapi pembelajaran di tempat kerja dengan pembelajaran institusional yang lebih terstruktur; meningkatkan keterampilan pelatihan para perajin ahli dan pelatih yang mengawasi pemagangan; melibatkan pelatihan literasi dan livelihood skill; dan memperkuat keterlibatan masyarakat, terutama untuk membuka lebih banyak pekerjaan bagi perempuan muda dan kelompok muda rentan lainnya.
- Mengatur dan memantau skema magang dan skema pengalaman kerja lainnya untuk memastikan skema tersebut memberikan pengalaman pembelajaran yang nyata dan tidak menggantikan pekerja tetap.
Selain itu, formalisasi juga merupakan faktor penting untuk mendorong magang yang berkualitas. Di berbagai perusahaan secara umum, aturan kerja magang seringkali tidak spesifik dan lebih “fleksibel” dibanding aturan formal yang berlaku untuk pekerja tetap. Pada banyak kasus, konsekuensi dari hal ini dapat berupa jam kerja yang panjang serta bentuk pekerjaan yang tidak menentu, yang mengarah pada eksploitasi pekerja magang alih-alih melatih mereka.
Belajar untuk Belajar
Magang berkualitas dapat membantu mengatasi masalah ketidaksesuaian keterampilan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja yang cepat berubah, meningkatkan produktivitas, dan menawarkan bentuk penyediaan pendidikan dan pelatihan vokasi yang hemat biaya. Namun, penting untuk diantisipasi bahwa keterampilan teknis khusus pekerjaan saja tidak cukup untuk memastikan seseorang mengamankan kelayakan kerja sepanjang hayat. Oleh karena itu, magang juga mesti dapat membantu mengembangkan keterampilan fundamental yang dapat ditransfer, seperti belajar untuk belajar, komunikasi, kerja tim, keterampilan digital, dan keterampilan kerja masa depan lainnya, agar dapat membangun landasan kuat yang memungkinkan pekerja mengikuti perubahan yang cepat dalam dunia kerja.
Pada akhirnya, meningkatkan kecakapan kerja kaum muda melalui penciptaan magang yang berkualitas merupakan bagian integral dari upaya untuk mewujudkan pekerjaan yang layak bagi semua. Namun, langkah ini mesti dibarengi dengan berbagai kebijakan yang mendukung pemberantasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan, peningkatan akses ke pendidikan berkualitas, dan perluasan lapangan pekerjaan layak untuk semua.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Amar adalah Manajer Editorial Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor.