Sarasehan Lesbumi NU & Tokoh Adat Nusantara Beri Rekomendasi Strategis untuk Keutuhan Bangsa dan Perdamaian
Globalisasi, modernitas, dan perkembangan ilmu & teknologi merupakan hal-hal yang sulit untuk dihindari. Di satu sisi, tiga hal itu menghadirkan kemudahan dalam banyak hal; namun di sisi lain, ketiganya menimbulkan tantangan yang mengancam banyak aspek dalam kehidupan, termasuk keutuhan sebuah bangsa beserta tradisi-tradisinya. Jika tidak diantisipasi dan disikapi secara bijak, tiga hal itu dapat meruntuhkan dan bahkan melenyapkan sebuah bangsa dan kebudayaannya.
Perihal keutuhan bangsa itulah yang dibicarakan oleh para tetua adat dari berbagai daerah di Indonesia saat bersarasehan dan berdoa bersama para pengurus Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Syahiidah, Pracimantoro, Kabupaten Wonogori, Jawa Tengah, pada 12–13 Agustus 2023.
Para tokoh adat tua dan muda tersebut mewakili masyarakat pendukungnya dari Aceh sampai Papua. Mereka antara lain tetua Gayo Luwes Aceh, Luhak Tambusai Riau, Baduy Banten, Keraton Kanoman Cirebon, Tengger Jawa Timur, Sasak Nusa Tenggara Barat, Marapu Sumba Nusa Tenggara Timur, Tana Toa Kajang dan Bissu Sulawesi Selatan, Laroma Sulawesi Utara, Torosiaje Gorontalo, Komunitas Key Maluku, Komunitas Alu Sulawesi Barat, dan Komunitas Sanifagu Papua Barat. Selain itu, ada juga perwakilan tetua adat dari Lampung, Bandung, Bali, dan beberapa kelompok adat dari Wonogiri, Solo, dan Yogyakarta.
Kegiatan dalam Sarasehan Lesbumi NU
Sarasehan Lesbumi NU dengan para tokoh adat tersebut diisi dengan berbagai kegiatan, di antaranya kunjungan ke Gunung Gambar, sebuah objek wisata di Kabupaten Gunungkidul yang dianggap sakral; hiburan seni wayang kulit purwa dengan dalang Ki Ardhi Poerboantono; dan penanaman pohon Pusaka Mandala yang dibawa oleh para tetua adat dari berbagai daerah di bukit kecil di lingkungan Ponpes Syahiidah.
Dengan tanah dan air yang dibawa oleh para tetua adat yang hadir, penanaman pohon Pusaka Mandala tersebut dimaksudkan sebagai simbol spirit menjaga dan merajut keberagaman dalam siklus kehidupan yang harmonis dan seimbang. Pohon yang ditanam beragam, di antaranya pohon beringin, pule, gayam, puspa, kelor, dan kepuh.
“Kita namai bukit ini bukit Nusantara,” kata Ketua Lesbumi PBNU Jadul Maula.
Rekomendasi Strategi
Kebudayaan memegang peran penting dalam pembangunan sebuah bangsa dan dapat menjadi instrumen strategis bagi upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti pembangunan perdamaian, pengurangan risiko bencana, pengurangan ketimpangan, dan berbagai target tujuan lainnya. Karena itu, merawat dan memajukan Kebudayaan sama artinya dengan berpartisipasi dalam pencapaian SDGs yang telah menjadi komitmen Indonesia dan negara-negara di dunia.
Sarasehan Lesbumi NU bersama para tokoh adat yang berlangsung selama dua hari tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi strategi untuk semua pihak, terutama para pemangku kepentingan, untuk menjaga keutuhan bangsa dan kedamaian masyarakat. Rekomendasi ini merupakan bentuk usaha bersama untuk membangun suatu karakter Kebudayaan yang berlandaskan kepada sikap saling menghormati, saling menghargai, saling mendukung, saling mengisi, dan saling mencintai sebagai wujud dari kemuliaan martabat manusia.
- Menguatkan kembali nilai-nilai kearifan dari Kebudayaan bangsa Indonesia yang bersumber dari hubungan yang berkesinambungan antara alam ketuhanan, kemanusiaan, dan kesemestaan.
- Memupuk imunitas kultural dengan mengenali, memahami, dan mencintai Kebudayaan secara utuh dari aspek kesejarahan, tata aturan, hingga benda-benda warisannya.
- Menumbuhkan bibit-bibit pelaku budaya melalui pengajaran Kebudayaan kepada generasi muda serta melakukan pembiasaan dalam menjalankan praktik adat dan tradisi.
- Membangun kesadaran bersama tentang realitas keanekaragaman adat, suku, agama, dan kepercayaan di Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
- Mengadakan komunikasi lintas adat, suku, agama, dan kepercayaan untuk memupuk sikap toleransi, gotong-royong, dan persatuan.
- Melakukan advokasi kepada semua kalangan tentang perlindungan dan pengembangan hak-hak adat, berdampingan secara harmonis dengan hukum nasional.
- Mengembangkan nilai-nilai kearifan budaya ke arah yang lebih maju dan kekinian sesuai konteks zaman.
- Memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai media pelestarian budaya di ranah digital.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Amar adalah Manajer Editorial Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor.