Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Tanara Clean Up: Aksi Kolaboratif Pembersihan Sungai Cidurian

Tanara Clean Up bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah di pedesaan melalui kegiatan pembersihan Sungai Cidurian, penanaman pohon, dan pembangunan ekoriparian.
Oleh Abul Muamar
16 Januari 2024
sekelompok orang dengan baju pelampung menyusuri sungai dengan perahu karet.

Aksi bersih-bersih Sungai Cidurian. | Foto: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Kolaborasi adalah hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam mencapai berbagai tujuan. Ketika suatu permasalahan telah sedemikian kompleks dan multidimensi, kolaborasi dapat membuka jalan yang memungkinkan penyelesaian tanpa meninggalkan siapapun di belakang. Terkait hal ini, sebuah gerakan kolaboratif bernama Tanara Clean Up muncul untuk mengatasi persoalan lingkungan di Kabupaten Serang, Banten, salah satunya dengan penataan dan pembersihan Sungai Cidurian yang tercemar oleh limbah industri dan sampah rumah tangga.

Kondisi Sungai Cidurian

Sungai Cidurian mengalir sepanjang 24,86 km melintasi wilayah provinsi Jawa Barat dan Banten. Hulu sungai ini berada kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan bermuara ke Sungai Ciujung. Air sungai ini banyak dimanfaatkan oleh penduduk yang tinggal di sepanjang aliran sungai sebagai sumber air bersih untuk berbagai keperluan, termasuk untuk mengairi lahan pertanian.

Namun sayangnya, seiring waktu, sungai ini tercemar oleh berbagai aktivitas manusia, terutama oleh limbah industri yang berasal dari daerah Serang. Di beberapa lokasi, air sungai ini menghitam dan berminyak serta banyak ditemukan berbagai jenis sampah. Akibatnya, sungai tersebut tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan air bersih dan warga mulai khawatir untuk memanfaatkan air sungai tersebut. Ikan-ikan di sungai tersebut juga kerap ditemukan mati oleh warga akibat air yang kian tercemar. 

Ketika air sungai tercemar, dampaknya akan meluas ke berbagai aspek kehidupan yang lain, seperti kesehatan lingkungan dan permukiman, keberlangsungan keanekaragaman hayati, hingga produksi pertanian dan ketahanan pangan.

Tanara Clean Up

Tanara Clean Up merupakan sebuah gerakan kolaboratif antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Universitas Syekh Nawawi Banten (USNB), TNI Angkatan Laut, dunia usaha, dan segenap komponen masyarakat sipil. Tanara Clean Up merupakan aksi kolaboratif pembersihan sampah di Sungai Cidurian, Kecamatan Tanara, Kabupatan Serang, Provinsi Banten sepanjang 1.800 meter, melibatkan ratusan masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai.

Selain menciptakan lingkungan yang bersih, Tanara Clean Up juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah di pedesaan. Selain membersihkan sampah di sungai, kegiatan ini juga diisi dengan penanaman pohon tabebuya kuning dan pembangunan ekoriparian sepanjang 200 meter di sempadan Sungai Cidurian untuk mengembalikan fungsi sungai seperti sedia kala. Ekoriparian diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi lingkungan dan dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat melalui aktivitas ekonomi di sekitarnya. 

Penataan Sungai Cidurian yang melewati wilayah Tanara ini mencakup pembangunan satu unit Instalasi Pengolahan Air Limbah MCK (IPAL-MCK), renovasi dua unit IPAL-MCK, pembangunan satu unit MCK umum, penambahan toren air, dan pembuatan sumur bor untuk menurunkan beban pencemaran sungai.

“Pembangunan ekoriparian di sempadan sungai akan bermanfaat untuk memulihkan dan mengendalikan pencemaran air, khususnya dari limbah domestik dan sampah. Inisiatif ini akan menyiapkan Tanara kelak menjadi pusat edukasi lingkungan dan ekowisata, ” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat meluncurkan program ini.

Perlu Manajemen Pengelolaan Sampah Pedesaan

Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK mencatat pada tahun 2023 terdapat sebanyak 5,66 juta ton (33,26%) sampah yang belum dikelola oleh 140 kabupaten/kota di Indonesia. Sampah tersebut telah mencemari lingkungan di berbagai tempat, termasuk sungai dan laut. Sementara itu, menurut Laporan Badan Pusat Statistik, mayoritas penduduk desa/kelurahan di Indonesia masih belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang memadai, yang akhirnya mendorong mereka untuk membuang sampah ke sungai, jika bukan membakarnya secara terbuka.

Untuk itu, diperlukan manajemen pengelolaan sampah pedesaan yang kuat yang didukung oleh partisipasi aktif semua pihak, termasuk dunia usaha dan masyarakat. Kesadaran akan pentingnya produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab perlu ditingkatkan melalui pendidikan lingkungan bagi semua kalangan.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ironi Raja Ampat: Pengakuan Ganda dari UNESCO dan Kerusakan Lingkungan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Desakan untuk Mewujudkan Reforma Agraria Sejati
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mewujudkan Layanan Kesehatan yang Lebih Aman untuk Bayi dan Anak
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan

Continue Reading

Sebelumnya: Inisiatif SEAHEARTS WHO untuk Percepat Penanganan Penyakit Kardiovaskular di Asia Tenggara
Berikutnya: Mengakhiri Diskriminasi terhadap Atlet Difabel

Lihat Konten GNA Lainnya

Tiga anak sedang mengikuti lomba balap karung di antara balon yang tergantung, sementara dua anak di samping memberi taburan bedak. Mereka mengenakan kaos merah putih dan berada di jalan tanah di antara pepohonan. Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
23 Oktober 2025
Dua orang duduk di perahu menyusuri perairan dengan salah seorang menebar benih ikan. Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
23 Oktober 2025
tumpukan sampah yang dibakar Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi

Oleh Abul Muamar
22 Oktober 2025
gambar jarak dekat sebuah botol air plastik terdampar di bibir pantai yang berbuih Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air

Oleh Ponnila Sampath-Kumar
22 Oktober 2025
foto palu sidang berwarna coklat dan sebuah borgol yang tergelak di atas permukaan kayu Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?

Oleh Seftyana Khairunisa
21 Oktober 2025
Hutan rumput laut dengan sinar matahari yang menembus air Potensi Budidaya Rumput Laut untuk Aksi Iklim dan Ketahanan Masyarakat
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Potensi Budidaya Rumput Laut untuk Aksi Iklim dan Ketahanan Masyarakat

Oleh Attiatul Noor
21 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia