Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Peta Jalan Ekonomi Perawatan untuk Dunia Kerja yang Lebih Inklusif dan Adil Gender

Peta Jalan Ekonomi Perawatan 2025-2045 bertujuan untuk mendukung terciptanya dunia kerja yang lebih inklusif dan adil gender, serta mewujudkan pekerjaan yang layak bagi pekerja perawatan.
Oleh Abul Muamar
2 April 2024
seorang pria bersama dua anak melihat layar laptop bersama.

Foto: Freepik.

Perawatan merupakan hal fundamental dalam kehidupan manusia. Dalam dunia kerja, layanan perawatan menopang ekonomi berbayar, antara lain dengan mendukung kebutuhan para pekerja—mengurus rumah tangga mereka, mengasuh anak mereka, atau merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia. Sayangnya, kerja-kerja perawatan masih dipandang sebagai pekerjaan yang tidak produktif dan tidak berkontribusi terhadap ekonomi. Menyadari betapa vitalnya kerja-kerja perawatan bagi pemajuan ekonomi, pemerintah Indonesia meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Perawatan 2025-2045 sebagai upaya untuk mewujudkan ekosistem ketenagakerjaan yang lebih inklusif dan adil.

Kerja Perawatan dan Ekonomi Perawatan

ILO, dalam laporannya yang bertajuk “Care Work and Care Jobs for the Future of Decent Work”, menyebut kerja perawatan sebagai “seluruh pekerjaan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, dan emosional orang dewasa dan anak-anak, tua dan muda, lemah dan berbadan sehat, bayi baru lahir, orang tua, orang dengan disabilitas, yang membutuhkan perlindungan, perawatan, atau dukungan”. Di Indonesia, para pekerja perawatan umumnya merupakan perempuan—yang biasanya berasal dari desa atau daerah terpencil dan bekerja di rumah-rumah tangga di perkotaan. Mereka biasanya adalah pekerja rumah tangga, pengasuh anak, perawat lansia, perawat orang sakit, dan lain sebagainya.

Sementara itu, tidak ada definisi baku mengenai ekonomi perawatan. Namun secara umum, ekonomi perawatan mengacu pada sektor kegiatan ekonomi, baik yang dibayar maupun yang tidak dibayar, yang berkaitan dengan penyediaan layanan perawatan sosial dan material. Ekonomi perawatan mencakup perawatan untuk anak-anak, orang lanjut usia (lansia), perawatan kesehatan, pendidikan, dan layanan pribadi lainnya, yang semuanya berkontribusi dalam mendukung populasi sekarang dan masa depan.

Ketimpangan Gender terkait Kerja Perawatan

Catatan Jurnal Perempuan menggarisbawahi pandangan yang menganggap bahwa kerja-kerja perawatan bukan merupakan kerja produktif yang berkontribusi terhadap ekonomi, sehingga pengaturannya diserahkan kepada rumah tangga. Akibatnya, di dalam rumah tangga individu, kerja perawatan biasanya tidak dibayar, tidak diakui, dan mendapat sedikit dukungan. Konsekuensi lainnya, kerja-kerja perawatan seringkali dibayar rendah, tidak diatur, tidak aman, dan penuh eksploitasi—termasuk berupa kekerasan fisik, kekerasan mental, dan kekerasan seksual.

Di samping itu, adanya bias gender terkait kerja-kerja perawatan juga menghambat peran perempuan dalam dunia kerja, dan menyebabkan ketimpangan gender yang signifikan dalam partisipasi angkatan kerja. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam tiga tahun terakhir (2021-2023), kesenjangan tingkat partisipasi angkatan kerja antara perempuan dan laki-laki rata-rata mencapai 27%. Pada tahun 2023, misalnya, partisipasi angkatan kerja laki-laki mencapai 86,97%, sementara perempuan hanya 60,18%.

Ekonomi perawatan diperkirakan akan semakin penting di tengah meningkatnya permintaan akan layanan pengasuhan anak dan perawatan lansia seiring penuaan populasi. Untuk itu, diperlukan kerangka kebijakan yang mengatur ekonomi perawatan agar dapat menciptakan lapangan kerja baru yang aman, mendorong kesetaraan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.

“Pekerjaan perawatan yang tidak berbayar ini menjadi kunci penentu apakah perempuan dapat memasuki dunia kerja dan tetap dapat bekerja dengan berkualitas,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga.

lima orang terdiri dari empat perempuan dan satu laki-laki berdiri di atas podium dengan layar merah
Foto: ILO.

Peta Jalan Ekonomi Perawatan 2025-2045

Peta Jalan Ekonomi Perawatan Indonesia 2025-2045 diluncurkan di Jakarta pada 28 Maret 2024. Peta jalan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kemen PPPA, Kementerian Ketenagakerjaan, Bappenas, dan ILO, yang mulai disusun sejak kesepakatan yang dicapai dalam Presidensi G20. Peta jalan ini bertujuan untuk mendukung terciptanya dunia kerja yang lebih inklusif dan adil gender, serta mewujudkan pekerjaan yang layak bagi pekerja perawatan. Peta Jalan tersebut memuat 7 prioritas yang berkaitan dengan berbagai pekerjaan perawatan, yakni:

  • Mengembangkan pelayanan pengasuhan dan pendidikan anak usia dini yang mudah diakses, terjangkau dan berkualitas.
  • Memperkuat layanan perawatan orang lanjut usia dan perawatan jangka panjang.
  • Meningkatkan layanan inklusif dan terpadu bagi penyandang disabilitas, orang dengan HIV/AIDS, orang berkebutuhan khusus, penyintas kekerasan, dan kelompok rentan lainnya.
  • Meningkatkan akses yang lebih besar pada cuti hamil.
  • Memperbanyak keterlibatan laki-laki, termasuk cuti ayah.
  • Mengakui pekerjaan yang layak bagi pekerja perawatan.
  • Menerapkan program perlindungan sosial untuk ekonomi perawatan.

“Kerja perawatan ini tidak hanya tentang memberikan layanan perawatan fisik, tetapi juga memberikan pengakuan dan nilai pada pekerjaan kerumahtanggaan, perawatan anak, perawatan lansia, dan pekerjaan perawatan lainnya yang sering diabaikan dalam perhitungan ekonomi tradisional,” kata Staf Ahli Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Bidang Ekonomi Aris Wahyu, yang hadir dalam acara peluncuran peta jalan tersebut.

Peluang dan Tantangan

Penelitian ILO tentang ekonomi perawatan di Indonesia mengungkap bahwa berinvestasi dalam perawatan anak semesta dan layanan perawatan jangka panjang akan menghasilkan sekitar 10,4 juta lapangan pekerjaan pada 2035, dimana hampir 4,3 juta pekerjaan langsung terkait dengan perawatan anak, 4,3 juta pekerjaan langsung dalam perawatan jangka panjang, dan 1,7 juta pekerjaan tidak langsung di sektor non-perawatan. Selain itu, masih menurut penelitian tersebut, investasi dalam paket kebijakan perawatan komprehensif juga dapat mengurangi kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja sebesar 5,5%.

Namun, masih terdapat sejumlah tantangan yang mesti diatasi dalam pengembangan ekonomi perawatan, di antaranya:

  • Beban tradisional pada perempuan terkait budaya patriarki yang menempatkan perempuan sebagai penanggung jawab utama perawatan dalam rumah tangga.
  • Kurangnya kesadaran dan pengakuan mengenai pekerjaan perawatan dalam sistem ekonomi formal dan kebijakan sosial, yang mengakibatkan kurangnya kesadaran akan pentingnya pekerjaan perawatan dalam mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
  • Belum adanya payung hukum untuk melindungi pekerja perawatan, termasuk RUU Perlindungan PRT yang sudah 20 tahun tidak menemui kejelasan.
  • Kurangnya kebijakan yang mendukung pengembangan ekonomi perawatan, seperti layanan perawatan yang terjangkau, dukungan untuk pekerja perawatan, dan perubahan budaya terkait pembagian kerja rumah tangga.

Oleh karena itu, pengembangan ekonomi perawatan di Indonesia memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan terintegrasi. Hal ini mencakup kebijakan untuk memperkuat akses terhadap layanan perawatan yang terjangkau, peningkatan kondisi kerja bagi pekerja perawatan, dan promosi kesetaraan gender dalam pembagian kerja rumah tangga. Semua dapat dimulai dari perubahan pola pikir yang memandang bahwa ekonomi perawatan bukan hanya masalah perempuan dan pekerjaan perawatan juga bukan hanya tanggung jawab perempuan.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Abul Muamar
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor di beberapa media tingkat nasional.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Lingkungan dan Kesehatan dari Industri Nikel di Teluk Weda
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kolaborasi Indonesia-PBB dalam Penyediaan Lapangan Kerja dan Perlindungan Sosial
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Sekolah Lansia dan Hal-Hal yang Diperlukan untuk Mendukung Kesejahteraan Lansia

Continue Reading

Sebelumnya: Obligasi dan Sukuk Tematik untuk Mendanai Aksi Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Berikutnya: ILO Dorong Penyertaan Pekerja Rumah Tangga dalam Kebijakan Perawatan

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.