Rumah Anak Prestasi: Upaya Surabaya Wujudkan Kota Layak Anak
Membicarakan kota berarti juga membicarakan kehidupan manusia. Demi kehidupan yang lebih baik di masa mendatang, mewujudkan kota yang layak anak menjadi semakin krusial. Namun, pengembangan kota layak anak terkadang kurang memperhatikan aspek inklusivitas, sehingga masih ada anak-anak yang terkecualikan. Terkait hal ini, Pemerintah Kota Surabaya berupaya untuk menciptakan kota layak anak yang lebih inklusif, salah satunya dengan mendirikan Rumah Anak Prestasi (RAP) untuk anak-anak difabel.
Belum Ada Kota Layak Anak di Indonesia
Kota layak anak (KLA) adalah kabupaten/kota yang memiliki sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat, dan bisnis, yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program, dan kegiatan untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan anak. Di Indonesia, konsep ini dikenalkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) sejak tahun 2006 dengan tujuan untuk mentransformasikan hak anak ke dalam proses pembangunan. Tujuan jangka panjang KLA adalah mewujudkan Indonesia Layak Anak (Idola) 2030 dan Indonesia Emas 2045.
Beberapa prinsip dalam pengembangan kota yang layak anak antara lain non-diskriminasi, penghargaan terhadap pendapat/suara anak, dan kepentingan terbaik untuk anak. Setiap tahunnya, KemenPPPA memberikan Penghargaan KLA kepada setiap kota dengan lima kategori: pratama, madya, nindya, utama, dan kabupaten/kota layak anak (paripurna). KLA diukur dengan 31 indikator yang meliputi aspek kelembagaan; hak sipil & kebebasan; lingkungan keluarga & pengasuhan anak; kesehatan dasar & kesejahteraan; pendidikan, pemanfaatan waktu luang, & kegiatan budaya; dan perlindungan khusus.
Hingga tahun 2022, belum ada satu pun kota/kabupaten di Indonesia yang mendapatkan predikat kota layak anak (paripurna). Pencapaian paling jauh saat ini masih sebatas sebagai kategori utama. Mereka adalah Kota Surabaya, Kota Surakarta, Kota Yogyakarta, Kota Denpasar, Kota Jakarta Timur, Kota Probolinggo, Kabupaten Siak, dan Kabupaten Sleman.
Upaya Pemkot Surabaya
Kota Surabaya sendiri telah lima kali berturut-turut mendapatkan predikat utama dalam penghargaan KLA. Tahun ini, Pemkot Surabaya menargetkan predikat sebagai kota layak anak paripurna. Predikat kota layak anak paripurna akan mengantarkan Surabaya sejajar dengan kota layak anak dunia dan dapat bergabung sebagai anggota Child-Friendly City Initiative (CFCI) yang dibentuk UNICEF.
Untuk menuju ke sana, Pemkot Surabaya melakukan sejumlah inisiatif, salah satunya dengan mendirikan Rumah Anak Prestasi (RAP) pada September 2022. RPA dimaksudkan sebagai wadah bagi anak-anak difabel untuk mengembangkan bakat dan kreativitas. Dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pembelajaran, RPA menyediakan berbagai kelas gratis, di antaranya pelatihan musik, menjahit, mendongeng, mencanting, modelling, melukis, akupuntur, fisioterapi, serta konsultasi dengan dokter spesialis anak dan psikolog.
“Apakah ini sempurna? Tidak. Karena kami dengan komunitas nanti akan terus berbenah. Apa kebutuhannya, kita akan jalankan,” ujar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Selain RAP untuk anak-anak difabel, Pemkot Surabaya juga mendirikan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) dan Forum Anak Surabaya (FAS) untuk mendukung langkah menuju kota yang layak anak. Inisiatif-inisiatif tersebut juga didukung dengan sejumlah kebijakan, antara lain revisi Perda tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak, pelibatan anak dalam Musrenbang di tingkat kelurahan dan kecamatan, serta promosi Desa Ramah Perempuan dan Anak.
Perlu Komitmen Semua Pihak
Mewujudkan kota yang layak anak bukan hanya tugas pemerintah. Partisipasi, sinergi, dan komitmen semua pihak sangat dibutuhkan untuk mendukung langkah ini. Sosialisasi mengenai kebijakan kota yang layak anak juga perlu digencarkan dan menyasar semua kalangan, terutama keluarga dan lingkungan terdekat anak. Dan yang tak kalah penting, segala bentuk upaya pengembangan kota layak anak mesti mengedepankan inklusi, kesetaraan, dan keberagaman.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Amar adalah Manajer Editorial Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor.