5 Langkah untuk Mengembangkan Desa Wisata yang Lebih Berkelanjutan
Desa wisata saat ini semakin digemari sebagai tempat untuk rekreasi. Suguhan alam terbuka yang asri dengan pemandangan yang indah, sambutan hangat masyarakat pedesaan, dan kebudayaan dan kearifan lokal yang unik, membuat pamor desa wisata kian meningkat.
Namun, sebagian kegiatan pariwisata di pedesaan wisata masih cenderung mengeksploitasi sumber daya yang ada. Akibatnya, potensi dan daya tarik wisata desa lambat laun akan rusak. Untuk itu, desa wisata perlu menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan yang mempertimbangkan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial-budaya sekaligus secara bersamaan.
Sejauh ini, desa wisata berkelanjutan masih sedikit jumlahnya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) baru menetapkan 16 desa wisata berkelanjutan dari sekitar 1.200 desa wisata yang ada di Indonesia.
Enam belas desa wisata tersebut adalah:
- Desa Batulayang, Kabupaten Bogor.
- Desa Kandri, Kota Semarang.
- Desa Lerep, Kabupaten Semarang.
- Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul.
- Desa Pentingsari, Kabupaten Sleman.
- Desa Candirejo, Kabupaten Magelang.
- Desa Karangrejo, Kabupaten Magelang.
- Desa Jatimulyo, Kabupaten Kulonprogo.
- Desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang.
- Desa Osing Kemiren, Kabupaten Banyuwangi.
- Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli.
- Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng.
- Desa Sesaot, Kabupaten Lombok Barat.
- Desa Kembang Kuning, Kabupaten Lombok Timur.
- Desa Bilebante, Kabupaten Lombok Tengah.
- Desa Liang Ndara, Kabupaten Manggarai Barat.
Lalu, bagaimana agar desa wisata lainnya juga dapat berkelanjutan? Pemerintah telah meluncurkan Pedoman Desa Wisata dan Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau yang dapat dijadikan acuan. Desa Wisata Hijau adalah konsep desa wisata yang mengadopsi pariwisata berkelanjutan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
- Mendorong pertumbuhan kegiatan wisata yang ramah lingkungan.
- Mendorong pengembangan produk pariwisata berbasis pelestarian.
- Mendorong pengembangan produk pariwisata sesuai minat pasar berbasis pelestarian, seperti wisata budaya, wisata pusaka (heritage tourism), wisata alam, dan wisata kreatif.
- Mendorong pertumbuhan pariwisata berbasis masyarakat.
- Mendorong kepedulian dan tanggung jawab industri pariwisata dan industri pendukung lainnya dalam penerapan konsep pembangunan ramah lingkungan.
- Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya lokal.
Langkah pengembangan
Berikut lima langkah untuk mengembangkan desa wisata yang berkelanjutan.
- Identifikasi potensi dan petakan daya tarik desa wisata, mencakup: menetapkan keputusan pengembangan, mendefinisikan tujuan dan sasaran, menetapkan masalah pokok, dan melakukan studi kelayakan. Penting untuk memperhatikan kondisi luas wilayah dan demografi desa dalam tahap ini, seperti populasi generasi muda sebagai sumber daya potensial.
- Pembentukan kelembagaan, mencakup: mengidentifikasi pemangku kepentingan, menciptakan hubungan kerja yang efektif, membentuk pengelola desa wisata (forum komunitas), dan membangun kemitraan. Musyawarah dalam tahap ini harus melibatkan seluruh aktor desa, termasuk pemerintah desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, petani/nelayan, para perempuan, dan anak-anak muda.
- Perencanaan dan pengembangan produk wisata, mencakup: menganalisis isu-isu yang diperlukan untuk perencanaan dan pengembangan, memilih metode analisis untuk perencanaan strategis, menetapkan prinsip untuk memandu pembuatan rencana aksi, menyusun rekomendasi dan strategi pelaksanaan, dan melibatkan perempuan dalam rangka mendukung keberhasilan desa wisata.
- Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia: memetakan keterampilan dan keahlian yang diperlukan, mengidentifikasi dukungan finansial dan bisnis yang diperlukan, memastikan akses untuk pendidikan dan pelatihan.
- Pemasaran: menetapkan produk wisata, mengetahui target pasar, membuat strategi pemasaran, dan membangun keterikatan dengan daerah sekitar.
Pengembangan desa wisata pada dasarnya adalah pembangunan pariwisata berbasis masyarakat. Dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak sangat penting dalam hal ini. Selain itu, inovasi, adaptasi, serta komitmen yang kuat juga merupakan kunci keberhasilan pengembangan desa wisata yang berkelanjutan.
Artikel ini diterbitkan dengan penjadwalan per 23 Desember 2022. Saat ini, seluruh tim Green Network sedang libur akhir tahun bersama sampai 02 Januari 2023.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Amar adalah Manajer Editorial Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor.