Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

5 Langkah untuk Mengembangkan Desa Wisata yang Lebih Berkelanjutan

Desa wisata perlu menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan yang mempertimbangkan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial-budaya secara bersamaan.
Oleh Abul Muamar
30 Desember 2022
lima perempuan mengenakan pakaian adat suku baduy berjalan beriringan.

Foto oleh Alvian Hasby on Unsplash.

Desa wisata saat ini semakin digemari sebagai tempat untuk rekreasi. Suguhan alam terbuka yang asri dengan pemandangan yang indah, sambutan hangat masyarakat pedesaan, dan kebudayaan dan kearifan lokal yang unik, membuat pamor desa wisata kian meningkat.

Namun, sebagian kegiatan pariwisata di pedesaan wisata masih cenderung mengeksploitasi sumber daya yang ada. Akibatnya, potensi dan daya tarik wisata desa lambat laun akan rusak. Untuk itu, desa wisata perlu menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan yang mempertimbangkan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial-budaya sekaligus secara bersamaan.

Sejauh ini, desa wisata berkelanjutan masih sedikit jumlahnya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) baru menetapkan 16 desa wisata berkelanjutan dari sekitar 1.200 desa wisata yang ada di Indonesia.

 Enam belas desa wisata tersebut adalah:

  1. Desa Batulayang, Kabupaten Bogor.
  2. Desa Kandri, Kota Semarang.
  3. Desa Lerep, Kabupaten Semarang.
  4. Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul.
  5. Desa Pentingsari, Kabupaten Sleman.
  6. Desa Candirejo, Kabupaten Magelang.
  7. Desa Karangrejo, Kabupaten Magelang.
  8. Desa Jatimulyo, Kabupaten Kulonprogo.
  9. Desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang.
  10. Desa Osing Kemiren, Kabupaten Banyuwangi.
  11. Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli.
  12. Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng.
  13. Desa Sesaot, Kabupaten Lombok Barat.
  14. Desa Kembang Kuning, Kabupaten Lombok Timur.
  15. Desa Bilebante, Kabupaten Lombok Tengah.
  16. Desa Liang Ndara, Kabupaten Manggarai Barat.

Lalu, bagaimana agar desa wisata lainnya juga dapat berkelanjutan? Pemerintah telah meluncurkan Pedoman Desa Wisata dan Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau yang dapat dijadikan acuan. Desa Wisata Hijau adalah konsep desa wisata yang mengadopsi pariwisata berkelanjutan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

  • Mendorong pertumbuhan kegiatan wisata yang ramah lingkungan.
  • Mendorong pengembangan produk pariwisata berbasis pelestarian.
  • Mendorong pengembangan produk pariwisata sesuai minat pasar berbasis pelestarian, seperti wisata budaya, wisata pusaka (heritage tourism), wisata alam, dan wisata kreatif.
  • Mendorong pertumbuhan pariwisata berbasis masyarakat.
  • Mendorong kepedulian dan tanggung jawab industri pariwisata dan industri pendukung lainnya dalam penerapan konsep pembangunan ramah lingkungan.
  • Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya lokal.

Langkah pengembangan

Berikut lima langkah untuk mengembangkan desa wisata yang berkelanjutan.

  1. Identifikasi potensi dan petakan daya tarik desa wisata, mencakup: menetapkan keputusan pengembangan, mendefinisikan tujuan dan sasaran, menetapkan masalah pokok, dan melakukan studi kelayakan. Penting untuk memperhatikan kondisi luas wilayah dan demografi desa dalam tahap ini, seperti populasi generasi muda sebagai sumber daya potensial. 
  2. Pembentukan kelembagaan, mencakup: mengidentifikasi pemangku kepentingan, menciptakan hubungan kerja yang efektif, membentuk pengelola desa wisata (forum komunitas), dan membangun kemitraan. Musyawarah dalam tahap ini harus melibatkan seluruh aktor desa, termasuk pemerintah desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, petani/nelayan, para perempuan, dan anak-anak muda. 
  3. Perencanaan dan pengembangan produk wisata, mencakup: menganalisis isu-isu yang diperlukan untuk perencanaan dan pengembangan, memilih metode analisis untuk perencanaan strategis, menetapkan prinsip untuk memandu pembuatan rencana aksi, menyusun rekomendasi dan strategi pelaksanaan, dan melibatkan perempuan dalam rangka mendukung keberhasilan desa wisata. 
  4. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia: memetakan keterampilan dan keahlian yang diperlukan, mengidentifikasi dukungan finansial dan bisnis yang diperlukan, memastikan akses untuk pendidikan dan pelatihan. 
  5. Pemasaran: menetapkan produk wisata, mengetahui target pasar, membuat strategi pemasaran, dan membangun keterikatan dengan daerah sekitar.

Pengembangan desa wisata pada dasarnya adalah pembangunan pariwisata berbasis masyarakat. Dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak sangat penting dalam hal ini. Selain itu, inovasi, adaptasi, serta komitmen yang kuat juga merupakan kunci keberhasilan pengembangan desa wisata yang berkelanjutan.

Artikel ini diterbitkan dengan penjadwalan per 23 Desember 2022. Saat ini, seluruh tim Green Network  sedang libur akhir tahun bersama sampai 02 Januari 2023.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Abul Muamar
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor di beberapa media tingkat nasional.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa

Continue Reading

Sebelumnya: 8 Tips Liburan Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan
Berikutnya: Kepemimpinan Pemuda dalam 1M1B Activate Impact Summit

Artikel Terkait

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Oleh Sri Maulida
2 Juli 2025
seorang nelayan berdiri di kapal kecil di tengah perairan Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Oleh Abul Muamar
1 Juli 2025
tembok memanjang di hadapan air laut dengan burung-burung bertengger di atasnya Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi

Oleh Seftyana Khairunisa
30 Juni 2025
kaca yang retak Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan

Oleh Abul Muamar
27 Juni 2025
kumbang kepik menempel di dedaunan Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan
  • Kabar
  • Unggulan

Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan

Oleh Kresentia Madina
27 Juni 2025
lahan sawah dengan pepohonan kelapa di belakang Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Oleh Abul Muamar
26 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.