Aipda Purnomo, Polisi yang Merawat ODGJ dengan Kasih Sayang
Suatu hari beberapa tahun yang lalu, Aipda Purnomo tengah dalam perjalanan pulang ketika dirinya menyaksikan seorang perempuan sedang mengais-ngais tumpukan sampah di pinggir Jalan Raya Babat-Jombang. Perempuan itu mencari-cari sesuatu yang bisa dimakan. Penampilannya sungguh mengenaskan; rambutnya kusut masai dan ia tak memakai busana, hanya mengenakan celana dalam dan bra.
Jatuh kasihan saat menyaksikan pemandangan itu, Purnomo bergegas pulang ke rumah, mengambil sepotong pakaian dan membawa makanan, lantas kembali ke tempat di mana perempuan itu mengais sampah. Dengan niat tulus ingin menolong, Purnomo mendekati perempuan itu dengan perlahan.
Untuk menenangkan perempuan itu, mula-mula ia memberi makanan. Setelah perempuan itu mulai tenang, ia berikan pakaian yang layak kepada perempuan itu untuk menutupi tubuh. Selanjutnya, perempuan itu ia bawa ke Yayasan Berkas Bersinar Abadi yang berada di Desa Nguwok RT 17 RW 01, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Belakangan, diketahui bahwa perempuan itu bernama Siti Murniatun dan merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Siti adalah satu dari puluhan ODGJ yang ditemukan oleh Purnomo di jalanan, yang kemudian ia rawat. Kini, enam tahun sudah Purnomo mengisi hari-harinya dengan merawat dan mengasuh orang-orang dengan gangguan jiwa. Tanpa pernah memikirkan soal ketenangan pribadinya, polisi yang saat ini menjabat sebagai Kanit Binpolmas Polres Lamongan ini menjadikan rumahnya sendiri sebagai rumah penampungan ODGJ yang ia temui di jalanan maupun yang dititipkan oleh keluarga mereka. Dengan kesabaran dan ketulusan, ia merawat ODGJ sampai kondisi mereka membaik. Sebagian dari mereka akhirnya bisa kembali ke keluarga mereka.
Didampingi sang istri, Lilik Ika Wahyuni yang berprofesi sebagai bidan, dan dibantu sejumlah rekannya yang juga peduli terhadap ODGJ, Purnomo mendirikan Yayasan Berkas Bersinar Abadi. Melalui yayasan ini, Purnomo telah banyak menyelamatkan ODGJ dari keterlantaran di jalanan. Semua dilakukannya sembari tetap menjalankan tugasnya sebagai anggota Polres Lamongan. Saat Green Network menghubunginya pada Selasa siang, 2 Agustus 2022, ia pun sedang berada di markas Polda Jawa Timur dalam rangka dinas.
Tidak hanya ODGJ, Purnomo juga merawat dan mengasuh gelandangan, menyantuni anak yatim piatu, dan orang-orang yang bernasib tak beruntung dalam urusan materi.
“Saya mengasuh ODGJ dan gelandangan sudah masuk tahun keenam. Bulan Mei tahun depan 6 tahun. Namun baru dua tahun ini di tempat kami (Yayasan Berkas Bersinar Abadi) ada dokter spesialis, ada ahli rukyah juga. Empat tahun sebelumnya hanya kami tampung, kami rawat, sambil kami carikan rumahnya. Selama 6 tahun ini sudah hampir 100 orang yang sudah kami antar pulang ke keluarganya,” ujarnya dengan nada ramah.
Rumah Pribadi Jadi Tempat Penampungan
Seringnya Purnomo menyaksikan ODGJ dan gelandangan terlantar di jalanan dan mengais-ngais sampah membuat hatinya tersayat-sayat. Itulah yang menggerakkannya untuk mengasuh dan merawat mereka.
“Saya sering melihat orang-orang dengan gangguan jiwa telanjang di jalanan, atau dengan pakaian dekil. Saya sebagai seorang manusia, apalagi saya polisi, kepingin memberikan contoh kepada masyarakat bahwa ODGJ dan gelandangan ini layak kita bantu. Tidak boleh ada pembedaan, mereka gangguan jiwa atau tidak,” ujarnya.
Pria kelahiran di Lamongan, 7 April 1980, ini sengaja menjadikan rumah pribadinya sebagai tempat penampungan ODGJ dan gelandangan agar ia bisa merawat mereka dengan maksimal.
“Dan alhamudlillah, istri saya yang seorang bidan, juga ikut membantu, terjun langsung. Saat ini kami memiliki enam pengasuh, tiga dokter spesialis, dan satu perawat,” katanya.
Menghidupi ODGJ dengan Penghasilan dari YouTube
Saat ini, ada 91 ODGJ dan gelandangan yang dirawat dan diasuh di yayasan yang didirikan Purnomo. Tidak hanya dari Lamongan, para ODGJ tersebut berasal dari berbagai daerah, bahkan dari luar Jawa Timur. Untuk menghidupi mereka, Purnomo menggunakan bantuan dari berbagai pihak serta pendapatan dari Google AdSense yang ia peroleh dari konten-konten YouTube bernama Purnomo Belajar Baik yang ia buat.
“Kami menghidupi ODGJ dan gelandangan ini dari bantuan orang-orang baik dari seluruh Indonesia. Selain itu saya juga dapat (Google) AdSense dari konten YouTube saya, Purnomo Belajar Baik,” ujarnya.
“Kebanyakan ODGJ kami temukan di jalanan, dari keluarga yang kurang mampu, dan sebagian ada juga yang sengaja dititipkan oleh keluarganya ke kami dengan biaya mereka sendiri. Dari 91 orang, 37 di antaranya kami temukan terlantar di jalanan karena mereka gak punya keluarga. Kemarin ada 5 orang yang meninggal, kami makamkan secara layak,” Purnomo meneruskan.
Berkat penghasilan dari akun YouTube-nya, aktivitas sosial dalam mengasuh dan merawat OGDJ yang dilakukan Purnomo mendapat dukungan dari banyak orang. Bahkan, yayasan yang dibinanya mampu memberikan modal bagi ODGJ yang telah pulih untuk menjalankan usaha.
Selain merawat dan mengasuh ODGJ, Purnomo juga menolong orang-orang terlantar, anak-anak yatim piatu, serta memberikan beasiswa kepada 20 mahasiswa di Lamongan.
Yayasan yang didirikan Purnomo juga akan membangun tempat ibadah dan panti rehabilitasi mental dalam waktu dekat. Untuk tempat ibadah, Purnomo akan menyediakan tempat ibadah untuk pemeluk agama yang beragam.
“Saat ini kami sudah mempersiapkan lahan kurang lebih satu hektare untuk kami bangun tempat ibadah. Lokasinya masuk wilayah Kabupaten Bojonegoro, namun dekat dengan rumah saya. Bukan masjid ya, tapi tempat ibadah, karena yang kami asuh bukan hanya yang muslim tetapi juga ada yang bukan muslim. Dan kami juga akan membangun panti rehab mental. Itu juga dananya dari penghasilan channel YouTube dan sumbangan orang-orang baik,” ujarnya.
Perlakukan ODGJ dengan Kasih Sayang
Dalam menangani dan merawat ODGJ, tidak sedikit orang mengalami kesulitan. Latar belakang keadaan mental ODGJ sering tak terduga dan bisa menyulitkan bahkan menyerang sewaktu-waktu. Namun, hal itu bisa diatasi oleh Purnomo dengan ketulusan hatinya.
“Saya menangani ODGJ hanya menggunakan hati. Dengan kasih sayang. Banyak orang yang bertanya, ‘Pak Purnomo pakai ilmu apa? Pakai ajian apa?’ Saya katakan tidak ada ilmu khusus. Yang pasti, ODGJ itu juga manusia. Kalau kita memanusiakan mereka, mereka tidak akan marah. Saya sendiri ketika ketemu dengan ODGJ pertama kali, pasti mereka berontak. Tapi kemudian saya peluk mereka, saya rayu, saya kasih makan, dan alhamdulillah mereka pasti nurut karena mereka merasakan kalau kita dari memperlakukan mereka dengan sepenuh hati,” ujar ayah tiga anak ini.
Dalam menjalankan aktivitas sosialnya, Yayasan Berkas Bersinar Abadi juga sering bersinergi dengan berbagai komunitas sosial lainnya yang ada di Lamongan.
“Yang terakhir kali itu kami bergandengan tangan dengan Komunitas Lamongan Mengajar, kami melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah terpencil,” katanya.
ODGJ adalah Manusia
Sebagai seorang polisi aktif yang bertugas di Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Lamongan, Purnomo tidak pernah merasa berat dalam membagi waktunya berkat dukungan dari atasannya.
“Saya dapat dukungan dari Pak Kapolres Lamongan, dari Pak Kasat Binmas (Polres Lamongan), dan juga dari Pak Kapolda (Jawa Timur), sehingga saya bisa melakukan kegiatan sosial ini di sela-sela waktu saya bertugas sebagai polisi. Sebagai anggota Binmas Polres Lamongan, kami sering keliling saat lepas dinas, Sabtu-Minggu, menemukan ODGJ, lalu kami bawa,” katanya.
Lewat apa yang ia lakukan selama enam tahun terakhir, Purnomo tidak mengharapkan apa pun. Ia hanya ingin mengajak semua orang agar memperlakukan ODGJ dengan baik.
“ODGJ itu manusia, hanya saja mereka kondisinya sakit. Kalau orang sakit jangan dipasung. Jangan ditaruh di tempat terkucil, jangan diasingkan. Rangkul mereka, temani mereka, obati mereka dengan hati dan dengan medis. Sekali lagi, jangan pasung mereka. Kasihan. Jangan sampai kita ini yang bekerja di institusi tertentu, tapi kurang peka. Percayalah bahwa kebaikan itu akan kembali untuk diri kita sendiri. Makin luas kita menyebarkan kebaikan di mana-mana, akan timbul kebaikan-kebaikan yang lain. Kalau kita ingin hidup kita berarti, jangan cuma melihat, jangan cuma bicara, tapi lakukan,” pungkasnya.
Aktivitas Aipda Purnomo dalam merawat dan mengasuh ODGJ dapat ditonton melalui kanal YouTube Purnomo Belajar Baik.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Amar adalah Manajer Editorial Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor.