Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Persepsi Mahasiswa terhadap Tantangan dan Peluang Pekerjaan Hijau di Indonesia

Survei SUMA UI bersama Yayasan Indonesia CERAH memaparkan persepsi mahasiswa terhadap peluang dan tantangan pekerjaan hijau (green jobs) di Indonesia.
Oleh Abul Muamar
16 November 2023
para pekerja di perkebunan hijau

Photo: Matthias Mitterlehner di Unsplash.

Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim telah mendorong peralihan menuju gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Peralihan tersebut membawa perubahan dan inovasi di berbagai aspek, termasuk dalam dunia kerja. Kini, muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang mengusung konsep pekerjaan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan—yang disebut dengan istilah pekerjaan hijau (green jobs). Namun, di tengah peluang dan tantangan yang ada, bagaimana persepsi mahasiswa di Indonesia terhadap pekerjaan hijau? 

Survei yang dilakukan oleh Suara Mahasiswa UI (SUMA UI), bekerja sama Yayasan Indonesia CERAH, mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Pekerjaan Hijau: Potensi dan Tantangannya

Pekerjaan hijau adalah pekerjaan yang layak dalam sektor ekonomi apa pun yang berkontribusi terhadap pelestarian, pemulihan, dan peningkatan kualitas lingkungan. Diperkenalkan oleh ILO pada tahun 2010, pekerjaan hijau dimaksudkan untuk mengurangi dampak lingkungan dari perusahaan dan sektor ekonomi dengan meningkatkan efisiensi energi, bahan mentah, dan air. Pekerjaan hijau mencakup namun tidak terbatas pada pekerjaan-pekerjaan yang dapat membantu dekarbonisasi perekonomian; meminimalkan atau menghindari segala bentuk limbah dan pencemaran; melindungi atau memulihkan ekosistem dan keanekaragaman hayati; dan mendukung adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

Tidak hanya menyangkut lingkungan, pekerjaan hijau juga mempromosikan prinsip pekerjaan yang layak, yang mencakup pemenuhan hak-hak asasi pekerja, perlindungan sosial, serta dialog sosial.

Laporan World Economic Forum (WEF) bertajuk The Future of Jobs Report 2023 menyebutkan bahwa transisi hijau di sektor bisnis, implementasi ESG, dan adaptasi perubahan iklim telah mendorong pertumbuhan pekerjaan hijau secara signifikan. 

Di Indonesia, pengembangan pekerjaan hijau berjalan beriringan dengan implementasi ekonomi hijau sebagai salah satu upaya pembangunan rendah karbon yang menjadi salah satu agenda prioritas nasional. Menurut Badan Pembangunan Nasional (Bappenas), Indonesia berpotensi memiliki sekitar 3 juta lapangan pekerjaan hijau pada tahun 2060. 

Namun, yang tidak boleh dilupakan, pengembangan pekerjaan hijau juga memiliki risiko serius dalam sektor ketenagakerjaan, termasuk yang berkaitan dengan agenda transisi energi, salah satunya berupa pengangguran massal akibat hilangnya jenis pekerjaan lama.

Persepsi Mahasiswa

Survei yang dilakukan SUMA UI dan Yayasan Indonesia CERAH menggunakan 532 sampel responden yang merupakan mahasiswa tingkat sarjana dari berbagai fakultas dan perguruan tinggi di Indonesia. Survei berlangsung pada 25 Juli hingga 12 September 2023. 

Berdasarkan hasil survei tersebut, 98% responden percaya bahwa pekerjaan hijau dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat, dan 71% percaya bahwa pekerjaan hijau memberikan peluang karier yang menarik bagi anak muda. 

Namun, 55% persen responden kurang dan bahkan belum familiar dengan konsep pekerjaan hijau. Beberapa faktor penyebabnya adalah kurangnya akses informasi mengenai pekerjaan hijau; perguruan tinggi belum memberikan pendidikan, pelatihan, mata kuliah, atau kegiatan akademik mengenai pekerjaan hijau; dan pelatihan yang tersedia belum memadai untuk mempersiapkan anak muda dalam bidang pekerjaan hijau.

Survei tersebut juga mengemukakan beberapa tantangan terkait pekerjaan hijau yang dihadapi para responden, antara lain rendahnya penghasilan dalam pekerjaan hijau, keterampilan dan pemahaman yang tidak memadai, hingga prospek pekerjaan hijau yang dinilai kurang menjanjikan. Terkait hal ini, baik pemerintah maupun lembaga pendidikan dianggap belum cukup mendukung terciptanya lapangan pekerjaan hijau.

Dukungan yang Dibutuhkan

Hasil survei tersebut juga memaparkan bentuk dukungan yang dibutuhkan generasi muda dalam pekerjaan hijau, antara lain pelatihan untuk menguasai keterampilan hijau, informasi yang mendalam mengenai pekerjaan hijau, dan penyelenggaraan pameran pekerjaan hijau.

Untuk itu, para responden memberikan dua rekomendasi kepada pemerintah dan lembaga pendidikan, yakni:

  • Mengadopsi kurikulum yang berkaitan dengan krisis iklim dan pekerjaan hijau.
  • Menempatkan pengembangan pekerjaan hijau sebagai prioritas nasional.

Pada akhirnya, pengembangan pekerjaan hijau memerlukan dukungan dan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk peningkatan pemahaman, keterampilan, dan lapangan pekerjaan secara adil, serta investasi jangka panjang.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar

Continue Reading

Sebelumnya: Pentingnya Data Rantai Nilai Plastik yang Lebih Baik untuk Kurangi Polusi Plastik
Berikutnya: Menilik Cara Kerja EOS Data Analytics dalam Upaya Konservasi Lingkungan di Asia

Lihat Konten GNA Lainnya

Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia