Malnutrisi pada Anak Adalah Masalah Struktural
Masa kanak-kanak adalah periode krusial dimana seseorang membutuhkan nutrisi yang tepat pada waktu yang tepat untuk memastikan perkembangan yang baik. Sayangnya, malnutrisi pada anak terjadi di seluruh dunia. Ketidakmampuan untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak harus dipahami dan ditangani secara sistemik untuk menciptakan kemajuan yang berarti dalam mengakhiri masalah ini.
Masalah Struktural
Malnutrisi pada anak mengacu pada kondisi kekurangan atau kelebihan gizi yang dikonsumsi oleh anak-anak. Ketidakseimbangan ini terwujud dalam kasus-kasus seperti terhambatnya pertumbuhan, kekurangan berat badan, dan kelebihan berat badan, yang menghambat anak-anak untuk tumbuh dengan sehat dan menikmati hidup sepenuhnya.
Sekilas, malnutrisi pada anak mungkin dianggap sebagai akibat kelalaian orang tua dan pilihan gaya hidup. Namun, anggapan demikian sangat sempit karena malnutrisi sesungguhnya merupakan masalah struktural yang disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait. Ada banyak aspek yang menyebabkan keluarga tidak mampu menyediakan makanan bergizi di atas meja, mulai dari kemiskinan hingga perubahan iklim.
Data UNICEF menunjukkan bahwa 181 juta anak di bawah usia 5 tahun hidup dalam kemiskinan pangan yang parah, kondisi di mana makanan tidak dapat diakses atau tidak terjangkau bagi keluarga. Kondisi ini merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan malnutrisi pada anak karena keluarga terpaksa memilih makanan dan minuman yang lebih murah dengan gizi yang rendah.
Hampir setengah dari anak-anak tersebut (46%) berasal dari rumah tangga di dua kelompok termiskin. Sementara itu, sisanya berasal dari rumah tangga di kelompok menengah dan atas, yang menunjukkan bahwa masalah ini jauh melampaui masalah kemiskinan pendapatan rumah tangga. Sanitasi yang buruk, layanan kesehatan yang terbatas, kekurangan gizi ibu selama masa kehamilan dan menyusui, kurangnya pendidikan dan informasi, dan ketimpangan gender juga berkontribusi terhadap masalah ini.
Namun, malnutrisi pada anak sangat erat kaitannya dengan kemiskinan multidimensi. Menurut data PBB dari tahun 2018, dua pertiga dari seluruh anak yang mengalami stunting dan tiga perempat dari seluruh anak yang mengalami wasting tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kemiskinan meningkatkan risiko malnutrisi pada anak. Dengan meningkatnya biaya layanan kesehatan dan berkurangnya fungsi kognitif yang dapat memengaruhi produktivitas di masa mendatang, malnutrisi pada anak dapat melanggengkan siklus kemiskinan.
Aspek penting lainnya dalam malnutrisi pada anak adalah sistem pangan yang tidak berkelanjutan yang gagal menyediakan makanan yang sehat dan terjangkau bagi semua orang. Perubahan iklim secara signifikan mengancam keragaman, kuantitas, dan kualitas makanan yang tersedia bagi anak-anak dan keluarga mereka. Meningkatnya suhu dan peristiwa cuaca ekstrem yang berkaitan dengan perubahan iklim mengganggu pertumbuhan, hasil panen, dan produksi tanaman. Selain membatasi produksi pangan, faktor ini juga menyebabkan kenaikan harga pangan.
Lebih jauh, konflik dan krisis juga menciptakan gangguan dalam produksi dan distribusi pangan global, dan memperparah keadaan. Semua faktor ini terkait secara struktural dan dapat saling memperburuk jika tidak ada intervensi yang tepat.
Mencari Solusi
Memerangi malnutrisi merupakan salah satu tantangan kesehatan global terbesar, yang menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil dalam mengatasinya di tingkat sistemik.
Jawaban yang jelas dan langsung untuk masalah ini adalah memberi anak-anak makanan. Salah satu contohnya adalah melalui program makanan gratis di sekolah. Di Kamboja, program ini tidak hanya mengatasi kekurangan gizi tetapi juga memberi insentif kepada orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka dan membuat lebih banyak anak tetap bersekolah. Program serupa sedang dilaksanakan oleh beberapa negara lain dalam berbagai bentuk, termasuk di Indonesia—Program Makan Bergizi Gratis.
Meskipun dapat memberi manfaat yang jelas, program makan gratis di sekolah masih jauh dari cukup. Program semacam ini akan memakan biaya besar dan tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Mengatasi malnutrisi pada anak memerlukan penanganan akar penyebab masalah secara sistematis untuk menghasilkan dampak yang lebih besar dan intervensi yang lebih efisien.
Mengatasi Akar Permasalahan
Salah satu caranya adalah membekali orang tua dengan pengetahuan yang memadai tentang nutrisi dan praktik pemberian makanan yang tepat. Di Argentina, organisasi masyarakat sipil mendukung para ibu dengan pengasuhan praktis dan bimbingan gizi melalui seminar dan diskusi. Selain memperoleh pengetahuan, para perempuan yang berpartisipasi dalam program ini juga membentuk ikatan dan komunitas.
Lebih jauh, keluarga juga dapat belajar menanam sayuran di rumah, seperti halnya yang telah diterapkan UNICEF di Sudan. Dalam konteks yang lebih luas, para pemangku kepentingan utama juga harus berkolaborasi untuk membangun infrastruktur sanitasi dan kebersihan air (WASH), menyediakan skema bantuan sosial yang tepat sasaran, membuat program pelatihan dan peningkatan keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan, dan mengembangkan program terkait lainnya berdasarkan penelitian dan partisipasi publik. Bagaimanapun, mengatasi kemiskinan multidimensi merupakan jalur utama untuk mengakhiri malnutrisi pada anak.
Tak ketinggalan, menghentikan perubahan iklim juga merupakan bagian penting dalam mengatasi malnutrisi pada anak. Sebab, kesehatan sangat terhubung dengan kesehatan lingkungan. Oleh karena itu, menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem planet ini untuk membangun sistem pangan yang berkelanjutan sangat penting di antara upaya lain dalam produksi, pemrosesan, perdagangan, distribusi, penetapan harga, pelabelan, dan pemasaran makanan.
Mengakhiri Malnutrisi pada Anak
Mengakhiri malnutrisi pada anak bukanlah tugas mudah, namun juga bukan mustahil. Program intervensi dalam layanan kesehatan, perlindungan sosial, pendidikan, serta pertanian dan sistem pangan dapat mengatasi “beban ganda” malnutrisi pada anak, yaitu kekurangan gizi serta obesitas dan penyakit tidak menular yang terkait dengan pola makan. Pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil harus menunjukkan komitmen serius, berinvestasi dalam sumber daya dan persiapan, berkolaborasi, serta memantau dan mengevaluasi implementasi program secara ketat untuk mencapai hasil yang besar.
Anak-anak adalah masa depan kita. Menciptakan lingkungan yang tepat bagi mereka untuk tumbuh dengan aman, sehat, dan bahagia adalah hak mereka dan itu semua demi kepentingan bersama kita. Mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak adalah salah satu kunci untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi semua.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.